Minggu, 17 November 2013

BENARKAH BULAN MENJALANI GERAKAN MELINGKAR?

BENARKAH BULAN MENJALANI GERAKAN MELINGKAR?

Ivan Taniputera
17 November 2013

Benarkah Bulan menjalani gerakan melingkar? Jika kita menjadikan Bumi sebagai kerangka acuan yang diam, maka memang demikian halnya. Namun apabila kita mengganti kerangka acuannya, maka gerakan melingkar tadi akan lenyap dan berganti dengan jalur pergerakan berwujud lain (tidak lagi melingkar), sebagaimana yang nampak pada gambar di bawah ini:


Gambar di atas adalah sketsa kasar bagi sistim pergerakan tiga benda. Benda A umpamakanlah sebagai Matahari. Benda B boleh diumpamakan sebagai bumi. Benda C boleh diumpamakan sebagai bulan. Benda C bergerak mengelilingi benda B. Sedangkan benda B dan C bersama-sama bergerak mengelilingi benda A. Nampak bahwa bila benda A dijadikan sebagai kerangka acuan yang diam, maka gerak melingkar benda C akan menjadi lenyap. Jalur gerakannya akan membentuk sebuah kurva baru yang tidak melingkar sama sekali. Begitu pula, jika jalur pergerakan Bulan diamati dari Matahari, maka tiada lagi gerak melingkar; sehingga ditinjau dari Matahari, Bulan tidak mengelilingi Bumi.

Namun pada kenyataannya, Matahari sendiri tidaklah diam karena bergerak mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti. Oleh karenanya, jika ditinjau dari pusat galaksi Bima Sakti, maka akan tampak jalur pergerakan Bulan yang jauh berbeda. Pusat galaksi Bima Sakti sendiri nampaknya juga tidak diam dan bergerak mengelilingi suatu pusat yang lain. Jikalau kita menjadikannya sebagai kerangka acuan, kembali kita akan menjumpai sebuah jalur pergerakan yang berbeda. Demikian berlaku seterusnya. Setiap kita mengganti kerangka acuannya, kita akan mendapati jalur pergerakan yang berbeda.

Berdasarkan fakta ini, selama kita belum menjelajahi serta memahami keseluruhan sistim yang ada, kita hendaknya tidak mengklaim sesuatu sebagai kebenaran pamungkas; karena bila ditinjau dari suatu kerangka acuan lain, kebenaran itu kemungkinan besar akan tampil sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda. Kebenaran pamungkas sejati adalah kemampuan mengenali seluruh tampilan berdasarkan kerangka acuan berbeda-beda itu sebagaimana adanya. Tanpa terperangkap dengan menganggapnya sebagai satu-satunya kebenaran.

Jumat, 15 November 2013

BOSS YANG MAU MENANG SENDIRI

BOSS YANG MAU MENANG SENDIRI

Ivan Taniputera
15 November



Seorang kawan pernah bercerita bahwa bertahun-tahun yang lalu, ia pernah mengikuti wawancara lamaran pekerjaan. Setelah mendiskusikan mengenai kemampuannya, sang boss mengatakan bahwa ia bisa segera mulai bekerja. Kawan saya lalu menanyakan mengenai berapa besar gaji yang diterimanya. Tetapi sang boss malah kurang senang dan mengatakan, "Kamu belum bekerja sudah menanyakan mengenai uang. Yang penting adalah bekerja dahulu dengan keras. Uang masalah belakangan. Nanti saja kalau kamu sudah membuktikan kemampuanmu baru kita membicarakan hal tersebut." Ini adalah boss yang mau menang sendiri dan kata-katanya mengandung kesalahan fatal. Di manakah letak kesalahan fatal tersebut? Marilah kita imajinasikan babakan berikut ini, yakni saat sang boss berhadapan dengan pelanggannya yang hendak memesan banyak barang darinya.

Pelanggan: Baik, kapan barangnya bisa siap?
Boss: Kurang lebih tiga bulan lagi.
Pelanggan: Baik, kami setuju.
Boss: Harganya secara keseluruhan adalah Rp. 50.000.000,00.
Pelanggan: Kurang ajar! Barangnya belum siap sudah membicarakan mengenai uang. Yang penting adalah hasil produksinya dahulu. Uang masalah belakangan. Nanti kalau Anda sudah membuktikan kualitas produksi Anda baru kita membicarakan hal ini."

Nah, jika ia sungguh-sungguh mengalami peristiwa semacam itu, baru ia akan kena batunya. Jika sang boss konsekuen dengan perkataannya, maka ia tidak akan membicarakan mengenai harga barang yang harus dibayar pelanggannya. Bukankah barangnya masih siap tiga bulan lagi? Dalam kehidupan dan dunia kerja, masalah hak dan kewajiban sudah harus dibicarakan sebelumnya dengan jelas. Menanyakan mengenai berapa besar hak yang akan kita terima bukanlah sesuatu yang tabu. Jika seorang boss marah-marah ketika calon karyawan menanyakan hal itu, maka ada yang tidak beres dengannya.

Menanyakan mengenai berapa besar gaji yang akan diterima tidaklah sama dengan meminta uang, karena itu baru sekedar pertanyaan. Sang boss hanya perlu menjawab pertanyaan tersebut dan tidak mengeluarkan uang sepeser pun.

Entah pada zaman sekarang masih ada boss seperti ini atau tidak. Namun yang pasti sudah bukan zamannya lagi berlaku seperti itu.

Semoga bermanfaat bagi yang baru lulus dan sedang mempersiapkan wawancara lamaran pekerjaan.