Senin, 23 Desember 2013

BUKU TENTANG PETUNJUK LATIHAN SPIRITUAL DAN KEBATINAN UNTUK KEBAHAGIAAN

BUKU TENTANG PETUNJUK LATIHAN SPIRITUAL DAN KEBATINAN UNTUK KEBAHAGIAAN

Ivan Taniputera
23 Desember 2013


Judul: Petundjuk Djalan Bahagia
Pada sampul terdapat keterangan:
"Terdjemahan dari sebagian buku-buku Paul Brunton: A Search in Secret India, the Secret Path dan the Inner Reality."
Disiarkan oleh Harian "Sin Min" Semarang, Desember 1953.
Jumlah halaman: 96.

Sesuai denga keterangan pada sampulnya buku ini membahas mengenai kebatinan dan bagaimana cara bermeditasi:

"Satu petundjuk bagi orang jang mempunjai minat untuk mempeladjari peladjaran kebathinan, dan bagaimana tjaranja bermeditasi. Tjara tersebut telah diselaraskan bagi penghidupan kita dalam abad ke 20 ini."

Pada bagian Pengantar Kata dapat kita baca sebagai berikut:

"Dalam djaman dimana nampak semakin banjaknja orang2 jang seolah-olah telah kehilangan atau tidak mempunjai pegangan dalam hidupnja, saja rasa tidak ada buruknja untuk menjadjikan suatu peladjaran Kebathinan guna menutup kekurangan itu dan jang dapat memberikan tuntunan dalam usaha kita untuk mengendalikan dan mengenal diri sendiri.
Sebagai buah dari peladjaran itu, kita akan memperoleh ketenteraman bathin jang akan terlihat dalam perobahan sikap lahir kita, sehingga kita dapat menjesuaikan diri dan dengan tenang menghadapi segala sesuatu dalam penghidupan kita sehari-hari..."

Pada halaman 3, terdapat bab berjudul "Maha Guru" yang dibuka dengan dialog sebagai berikut:

"Guru, saja telah mempeladjadi filsafat2 kita dan pengetahuan2 Barat, hidup dan bekerdja antara rakjat dari kota2 jang padat, merasakan kesenangan mereka dan membiarkan diriku terdjirat dalam angan2 mereka jang muluk."
"Tetapi sajapun telah pergi ketempat-tempat jang sunji untuk bermeditasi disana. Saja telah bertanja kepada orang2 jang berilmu dari Barat; sekarang saja berpaling ke Timur. Saja mentjari sinar jang terang kedjalan Ketuhanan."
Maharishee menganggukkan kepalanja, seperti djuga hendak berkata: "Ja, saja sungguh-sungguh mengerti."
"Saja telah mendengar banjak anggapan2, banjak theorie2 masuk ketelingaku....."

Pada halaman 4 disebutkan:

"Maharishee landjutkan: "Kenalilah dulu "AKU" itu, dan nanti kau akan mengetahui kebenaran (truth)!"

Pada halaman 7 disebutkan:

"Semua machluk manusia selalu ingin kebahagiaan, jang tidak dinodakan dengan kesedihan. Mereka kepingin dapat kebahagiaan, jang tidak akan berachir. Instinct itu aseli. Tapi apa kau pernah menduga oleh kenjataan bahwa mereka paling tjinta diri mereka sendiri?"

Pada halaman 49 disebutkan:

"Napas adalah kuda dan djiwa adalah penunggangnja," kata orang Tibet. Dari itu keadaan otak tegang dan mengaso, timbul dan tenggelamnja pikiran berhubungan rapat setjara berimbang dengan tjara kita bernapas dan bisa ditilik.

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Minggu, 22 Desember 2013

KEDUDUKAN DAN JABATAN

KEDUDUKAN DAN JABATAN
 
Ivan Taniputera
22 Desember 2013
Bukan sesuatu yang perlu dilekati
Bukan pula sesuatu selamanya perlu dipertahankan
Bukan sesuatu yang membanggakan
Bukan pula sesuatu yang dipamerkan
Bukan ajang mengejar keuntungan
Ia adalah tanggung jawab
Wujud pengabdian bagi sesama
Sudahkah engkau mengabdi
Sesuai dengan kedudukanmu
Kedudukan atau jabatan tidak dibawa mati
Karena itu segera lepaskan
Bila itu saatnya kau tinggalkan.

Senin, 16 Desember 2013

APA YANG ALKITAB KATAKAN BAGI PARA PENIMBUN

APA YANG ALKITAB KATAKAN BAGI PARA PENIMBUN

Ivan Taniputera.
16 Desember 2013



Para penimbun adalah mereka yang dengan sengaja menumpuk suatu jenis komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak dengan harapan:

1.Harganya menjadi naik karena barang komoditas menjadi langka di pasaran.
2.Menjualnya lagi saat barang tersebut naik.

Sebagai contoh adalah adalah sewaktu pemerintah hendak menaikkan harga BBM, maka ada segelintir orang yang menimbun BBM.

Tindakan menimbun barang komoditas ini sangat merugikan orang lain dan perekonomian negara, sehingga pemerintah menjatuhkan sanksi bagi para penimbun. Menimbun barang komoditas yang dibutuhkan orang banyak bukanlah tindakan terpuji dan bahkan sangat hina. Bahkan menimbun BBM jika dilakukan secara amatir sangat berbahaya, karena BBM mudah terbakar. Jika penimbun tidak mengetahui mengenai standar keamanan menyimpan BBM, maka berpeluang menimbulkan bahaya ledakan atau kebakaran.

Ternyata Alkitab juga mengecam tindakan menimbun tersebut. Mari kita baca Amsal 11:26 (LAI, Terjemahan Baru, 1974):

"Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum."

Dengan demikian, pada zaman itu juga terdapat kegiatan penimbunan, hanya saja yang umum ditimbun adalah gandum, selaku makanan pokok manusia di masa tersebut. Orang yang menahan gandum dan tidak kunjung menjualnya disebut sebagai terkutuk. Namun orang yang bersedia menjualnya akan memperoleh berkat.

Gandum selaku komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak di zaman itu, bila ditahan akan merusak perekonomian, karena harganya akan meroket. Banyak orang yang tidak sanggup membelinya, sehingga berpotensi menimbulkan kelaparan dan anarki.

Pada zaman kapan pun, penimbunan akan merugikan sesama manusia. Marilah kita perangi tindakan kejahatan penimbunan.

Sabtu, 14 Desember 2013

PENDIDIKAN DI JERMAN TIDAK MENGENAL OSPEK

PENDIDIKAN DI JERMAN TIDAK MENGENAL OSPEK

Ivan Taniputera
15 Desember 2013


Gambar kampus tempat saya dahulu menuntut ilmu.
Sumber gambar (Quelle): http://www.beuth-hochschule.de/fileadmin/bild/schmuck/Studierende_auf_Beuth-Betonkunstwerk.jpg

Ospek merupakan tema yang sedang hangat dibicarakan dewasa ini. Oleh karenanya, di hari Minggu ini saya hendak mengenang masa-masa awal saya kuliah di Jerman. Pendidikan di sana tidak mengenal yang namanya ospek. Secara umum, studi di Jerman langsung diisi dengan perkuliahan biasa, kecuali hari pertama yang hanya berisikan perkenalan. Namun jika tidak hendak mengikutinya pun tidak masalah. Berikut ini adalah pengalaman saya hari pertama kuliah.

Kuliah perdana biasanya dibuka dengan ceramah oleh wakil organisasi mahasiswa (AstA) senior, yang menjelaskan mengenai bagaimana seluk beluk perkuliahan di university of applied science. Yang saya masih ingat adalah dibagikannya gambar kartun perbedaan antara orang yang sanggup bekerja kelompok (team work) dan yang hanya mau bekerja sendirian (single fighter). Dalam kartun tersebut orang yang bekerja sendirian digambarkan sedang berlari di atas air, namun lama kelamaan tenggelam; sedangkan orang yang sanggup bekerja kelompok masih akan sanggup bertahan hingga akhir. Dengan demikian, sedari awal kuliah, sudah ditekankan mengenai pentingnya kerja kelompok.

Selanjutnya diadakan permainan dengan tugas sebagai berikut, namun jika kita tidak mau ikut juga tidak apa-apa:

1.Menghitung jumlah tangga di gedung-gedung yang ada di kampus. Yang saya ingat adalah gedung Beuth dan Gauss. Sebenarnya masih ada kurang lebih tiga gedung lagi yang saya tidak ingat namanya. Sepintas tugas ini memang berat, kita harus mendaki satu bersatu anak tangga, apalagi kalau tingkatnya tinggi. Tetapi sebenarnya tidak demikian, kita hanya perlu menghitung jumlah anak tangga di satu tingkat masing-masing gedung saja dan setelah itu dikalikan dengan jumlah tingkatnya. Ini sebenarnya hanya sarana melatih logika saja, sehingga kita belajar menggunakan otak kita.

2.Meminta cap dari 5 perpustakaan yang ada di kampus. Ini sebenarnya sangat baik, karena kita jadi mengetahui di mana letak seluruh perpustakaan kampus. Terbukti selama kuliah meminjam buku dari perpustakaan amat sangat berguna dan membantu studi saya. Dari masa kuliah empat tahun, saya dapat menyelesaikannya hanya dalam waktu 3,5 tahun atau menghemat satu semester.

Di antara dua tugas itu, saya hanya menyelesaikan yang kedua saja. Setelah itu juga hasilnya tidak begitu dipentingkan. Para mahasiswa baru kembali, berbincang-bincang sebenar, dan kemudian makan siang.

Berikutnya adalah kuliah Matematika I, dosen masuk dan langsung mengatakan bahwa hari itu ia akan memberikan ujian matematika, padahal baru hari pertama kuliah. Para mahasiswa baru langsung mengomel, "huuuu..." Tapi kertas ujian dibagikan juga. Ternyata, soalnya luar biasa sulit, terdapat integral yang rumit-rumit. Saya juga sudah banyak lupa cara-cara mengerjakan integral, karena selama setahun sebelum kuliah saya menghabiskan waktu saya belajar bahasa Jerman. Kami hanya diberi waktu mengerjakan selama 15 menit. Akhirnya di antara sekian soal yang ada (jumlah soalnya saya lupa), saya hanya sanggup mengerjakan satu soal saja, itu pun tidak sempurna. Kemudian setelah hasil ujian dikumpulkan, sang dosen baru berkata, "Yang tadi itu saya bercanda. Ini cuma ujian pura-pura saja. Saya yakin kalian tidak bisa menyelesaikannya, karena ini bahan semester II. Baik cukup sampai di sini saja. Hari ini tidak ada kuliah." Para calon mahasiswa baru banyak yang tertawa, sementara saya merasa bersyukur karena ternyata hanya pura-pura. Saya sudah khawatir kalau tidak lulus.

Demikianlah suasana hari perdana kuliah di University of Applied Science atau yang dalam bahasa Jerman disebut Technische Fachhochschule. Hari kedua dan seterusnya sudah merupakan perkuliahan normal.  Dari sini kita dapat mempelajari bahwa pendidikan di Jerman tidak ada hal yang bertele-tele. Semuanya tepat guna. Tidak ada ospek atau kegiatan yang membuang-buang waktu lainnya. Hari kedua sudah langsung kuliah. Inilah yang harus kita contoh dari pendidikan di Jerman. Ospek harus dihapuskan. Jika bangsa kita ingin maju, maka pendidikan harus tepat guna dan dapat membawa kita menuju bangsa yang sadar serta menguasai sains. Seorang mahasiswa harus benar-benar kuliah bukan bermain-main, barulah dengan demikian kualitas pendidikan di negara kita akan meningkat.

Jika ingin memperbaiki mutu pendidikan barangkali sudah saatnya kita menengok ke Jerman. Pendidikan di sana adalah gratis, karena merupakan wujud hak azasi manusia menuju kehidupan lebih baik. Paling tidak jika belum mampu mengupayakan pendidikan gratis, kita harus mempelajari dan mencoba menerapkan sistim pendidikannya di negara kita. Sudah saatnya bangsa kita bersiap tinggal landas menuju bangsa ilmu pengetahuan di abad ke-21 ini.

Minggu, 08 Desember 2013

BANGKITNYA TEMBOK BESAR

BANGKITNYA TEMBOK BESAR

Ivan Taniputera
8 Desember 2013



Ying Zheng sang raja menatap jumawa
Berbaris rapi para punggawa
Laksana bambu tumbuh menantang angkasa
Mewarisi kemaharajaan nan perkasa
Harimau Qin begitu ia punya nama
Kereta perang berjajar tanpa cela
Siap taklukkan enam kerajaan tanpa sisa
Hasil gemblengan berabad-abad Qin tumbuh jaya
Jatuh bangun tanpa tandingan adanya
Diuji tanpa belas kasihan oleh sang kala
Kini kereta perang Qin berderap maju rodanya
Mengikut pula pasukan berjalan dan berkuda
Enam kerajaan tergilas sirna
Kini Ying Zheng menjadi penguasa tunggal tiada lawannya
Tanpa tunda waktu segera kenakan mahkota Kaisar Pertama
Turunannya kan memerintah selamanya tanpa jeda
Tembok besar diperpanjang sebagai pelindung negara
Monumen yang tak runtuh walau panas dingin menerpa
Dibangun oleh darah, keringat, dan air mata
Lambang persatuan negeri yang utama
Sampai kini Tembok Besar tetap langgeng sentausa

Secercah sejarah dari negeri Tirai Bambu

Selasa, 03 Desember 2013

POHON PENANGGALAN DAN KOSMOLOGI JAWA

POHON PENANGGALAN DAN KOSMOLOGI JAWA

Ivan Taniputera
4 November 2013



Gagasan membuat gambar ini muncul sewaktu saya membaca mengenai Serat Gatoloco. Waktu itu Gatoloco sedang beradu teka teki dengan lima orang dewi dari Padepokan Cemarajamus, yakni Dewi Mlenukgembuk, Dewi Dudulmendut, Dewi Rarabawuk, Dewi Bleweh, dan Dewi Lupitwati. Jika dapat menjawab teka-teki tersebut, Gatoloco boleh menikahi mereka. Adapun teka-teki dari Dewi Mlenukgembuk berbunyi sebagai berikut:

"Terdapat pohon besar, memiliki empat cabang, berdaun dua belas, hanya memiliki dua buah saja. Pohon itu kemudian bercabang delapan. Bunganya tak terhitung jumlahnya"

Jawabannya, pohon besar tersebut melambangkan jagad raya. Empat cabang melambangkan empat arah mata angin utama: utara, selatan, barat, timur. Dua belas daun melambangkan nama-nama bulan Jawa. Dua buah itu melambangkan rembulan beserta matahari. Selanjutnya delapan cabang melambangkan delapan nama tahun Jawa. Bunga yang tak terhitung jumlahnya melambangkan bintang-bintang.

Dengan demikian, sebenarnya gambar pohon besar tadi hendak mengajarkan mengenai konsep penanggalan dan kosmologi Jawa.

Nama bulan-bulan Jawa adalah:

1.Sura
2.Sapar
3.Mulud
4.Bakda Mulud
5.Jumadilawal
6.Jumadilakir
7.Rejeb
8.Ruwah
9.Pasa
10.Sawal
11.Dulkangidah
12.Dulkahijjah

Nama tahun-tahun Jawa adalah:

1.Alip
2.Ehe
3.Jimawal
4.Je
5.Dal
6.Be
7.Wawu
8.Jimakhir

Untuk artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan https://www.facebook.com/groups/339499392807581/

Minggu, 01 Desember 2013

FILSAFAT BIJI

FILSAFAT BIJI

Ivan Taniputera
1 Desember 2013



Seseorang sedang makan buah kesayangannya. Tiba-tiba giginya terantuk pada biji yang berada dalam buah tersebut. Bijinya itu jika tergigit rasanya pahit dan mudah menyelip di sela-sela gigi. Sungguh tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Orang yang senang menikmati buah kesayangannya itu berpikir seandainya setiap buah di dunia ini tidak ada bijinya. Dengan demikian, orang tersebut telah membenci biji.

Namun jika direnungkan lebih seksama, jika tidak ada biji, maka di masa mendatang orang itu tidak akan dapat menikmati buah kesayangannya lagi. Biji mutlak perlu demi keberlangsungan buah kesayangannya. Tidak ada biji tidak ada lagi buah kesayangannya.

Banyak orang hanya menyukai hal yang indah-indah dan menyenangkan saja. Mereka berniat menyingkirkan segenap hal yang tak menyenangkan. Namun mereka tidak menyadari bahwa hal itu mustahil. Mereka tidak memahami bahwa baik hal yang menyenangkan mau pun tidak menyenangkan itu adalah suatu bagian tak terpisahkan satu sama lain. Tiada satu bagian dapat hadir tanpa bagian lainnya. Bila mengerti kenyataan ini orang tersebut akan menyadari bahwa keberadaan biji adalah sesuatu yang alami, tanpa memendam perasaan apa pun. Memang sudah alaminya demikian.

Sudah menjadi hakikat hidup ini mengandung hal-hal yang tidak memuaskan. Memang demikianlah kondisi alaminya.

Semoga dapat menjadi bahan renungan yang bermanfaat.