Selasa, 23 Desember 2014

HANYA UNTAIAN PERMAINAN KATA

HANYA UNTAIAN PERMAINAN KATA

Ivan Taniputera
22 Desember 2014

Aku tidak mengejar kekayaan namun yang kucari adalah uang sebanyak-banyaknya.
Aku tidak mengejar kemashyuran namun yang kucari adalah dikenal sebanyak mungkin orang.
Aku tidak mengejar kekaguman dari orang lain namun aku berharap agar setiap orang mengagumi apa yang kulakukan.
Aku tidak mengejar kesenangan duniawi namun segala sesuatu di sekelilingku harus mengandung kenikmatan ragawi.
Aku tidak pernah sekalipun berbohong walaupun aku tidak selalu jujur.
Aku tidak pernah sekalipun bersikap sombong, walau aku merasa diriku lebih hebat dari semua orang lain.
Aku tidak mengejar keserakahan namun aku sering mengambil sesuatu jauh melebihi yang kubutuhkan, sehingga orang lain tidak kebagian.
Aku tidak pernah berbuat jahat pada orang lain walau seringkali aku merugikan mereka
Aku tidak pernah marah namun aku akan sangat murka kalau engkau tidak mempercayai yang ini.

Senin, 22 Desember 2014

KISAH PELARANGAN BUKU WAKTU SAYA MASIH SMA: SUKA DUKA PEDAGANG BUKU BEKAS

KISAH PELARANGAN BUKU WAKTU SAYA MASIH SMA: SUKA DUKA PEDAGANG BUKU BEKAS

Ivan Taniputera
22 Desember 2014





Dewasa ini kita menyaksikan fenomena bahwa harga buku-buku yang dahulu sempat dilarang kini harganya membumbung tinggi. Saya menjadi teringat apa yang dahulu pernah saya baca di surat kabar semasa saya masih duduk di bangku SMA, kurang lebih tahun 90-an. Artikel di surat kabar tersebut mengisahkan mengenai suka duka para penjual buku-buku bekas. Mereka mengisahkan bahwa pada masa itu terdapat razia bagi para pedagang buku bekas. Salah seorang di antara mereka mengisahkan bahwa ia pernah dimarahi petugas karena dikatakan menjual buku-buku berisikan ajaran atau ideologi terlarang. Ia mengatakan bahwa ia tidak menguasai bahasa asing, sehingga tidak mengetahui bahwa buku berbahasa asing tersebut berisikan ajaran atau ideologi terlarang. Biasanya buku-buku yang katanya berisi ajaran terlarang tersebut lantas disita.
Seorang teman yang kembali dari luar negeri juga mengatakan bahwa membawa masuk buku berbahasa dan beraksara tertentu juga sulit, padahal buku tersebut tidak berisikan ajaran atau ideologi terlarang. Karena ia seorang pelukis, maka buku yang dibawanya adalah tentang lukisan. Hanya saja karena berbahasa dan beraksara tertentu tersebut, buku-buku itu juga tidak lolos.
Demikianlah kisah pelarangan buku di masa lalu.

Sabtu, 20 Desember 2014

PERNYATAAN SIKAP SEORANG WARGA TIONGHOA TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA: PIDATO IR. LIEM GHIK DJIEN

PERNYATAAN SIKAP SEORANG WARGA TIONGHOA TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA: PIDATO IR. LIEM GHIK DJIEN


Ivan Taniputera
20 Agustus 2014


Berikut ini saya akan tuliskan kembali naskah pidato Ir. Liem Ghik Djien, wakil administratur Pabrik-Gula Mojoagung, Jawa Timur.

Madiun, 27-12-1949

Pidato Ir. Liem Ghik Djien
berkenaan dengan penjerahan
kedaulatan kepada RIS

MERDEKA!

Paduka Tuan2 jang terhormat!
Saudara2ku semua!

Selaku wakil-administrateur dari Pabrik-Gula MODJOAGUNG, demikian djuga selaku wakil dari Suikerssyndikaat, pada hari jang historisch ini, saja merasa perlu mengeluarkan isi hati saja sebagai sambutan terhadap hari tersebut. Sedangkan Sdr. Lie Hoo Soen pidatonja ditudjukan kepada para pembesar2 dan tamu2 lain-lainnja, maka pidato saja chusus saja tudjukan kepada para pegawai P.G. Redjoagung. Terlebih dahulu perlulah saja sebagai pemimpin pabrik Redjoagung menjampaikan rasa terima kasih kami kepada para tamu2 jang telah mengorbankan waktunja jang berharga untuk menghadliri chadjat pabrik jang ta' lain ta; bukan menghormati hari penjerahan kedaulatan ini.
Selandjutnja, agar dapat dimengerti oleh para kaum pekerdja pabrik, perkenankanlah saja mengeluarkan isi hati saja didalam bahasa Djawa.

Para saderek!
Sampun dipun terangaken dening Saderek Lie Hoo Soen maksudipun chadjat punika. Tjekak aosipun, inggih punika tumut mangeti penjerahan kedaulatan saking tangan Landi dateng Republik Indonesia Serikat, ingkang dipun pimpin dening Bangsa Indonesia pijambak. Kadjawi wonten punika ugi, tumut nenuwun dateng Gusti Allah sageda Negeri Indonesia, ingkang sampun ngalami udjian katah sawa awrat, tansah dipun lindungi dening Pandjenenganipun, sahingga ing tembe lantjar pembangunipun. Persatuan kita tansah kokoh, tebih saking rintangan. Amargi saking kokohing persatuan kita anggenipun nglampahaken kewadjiban kita temtu katah hasilipun. Negari Indonesia, ingkang sampun misuwur loh djinawi saged sentosa lan kijat. Punika tjekak aosipun pidatonipun Saderek kita Lie Hoo Soen.

Terjemahan:

Saudara-saudara sekalian!
Telah dijelaskan oleh Saudara Lie Hoo Soen, maksud peringatan ini. Singkatnya, yakni turut memperingati penyerahan kedaulatan dari tangan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, yang dipimpin oleh Bangsa Indonesia sendiri. Selain itu, juga turut memohon kepada Tuhan agar Negara Indonesia, yang telah mengalami banyak ujian berat, dapat dilindungi olehNya, sehingga lancar pembangunannya. Persatuan kita menjadi kuat, dijauhkan dari hambatan. Karena begitu kokohnya persatuan kita dalam menjalankan kewajiban, tentu hasilnya akan banyak. Negara Indonesia, yang telah tersohor akan kemakmurannya dapat hidup sentausa dan kuat. Demikianlah secara singkat isi pidato Saudara kita Lie Hoo Soen.


Sapunika Negari kita sampun merdeka. Awrat tanggel-djawat kita wiwit dinten punika. Revolutie sampun gantos dados evolutioe. Kalawan sakedik, ananging teratur, kita mbangun Negari kita. Sagedipun kita ambangun kalawan sae, manawi bangsa Indonesia saha warga Indonesia sanesipun insjaf lan mangertos saestu kewadjibanipun. Kita kedah aningalaken dateng Dunia Luar, manawi kita saged ngopeni kamerdekaan! Punika anggadahi teges, manawi kita saged ndjagi pijambak keamananipun Negari kita. Amargi keamanan, sadaja lumampah teratur! Sumber2 kangge ambangun katah. Ananging punapa sumber-sumber punika saged kita ginakaken kangge mbangun Negari, manawi kita kaum pekerdja taksih nggadahi djiwa-koloniaal? Ingkang dipun wastani djiwa koloniaal inggih punika, kirang akalipun utawi iniatiatievipun, njambut damel sapurun-purunipun, boten teratur.

Terjemahan:

Sekarang negara kita sudah merdeka. Berat tanggung jawab kita semenjak hari itu. Revolusi telah diganti menjadi evolusi. Meskipun sedikit, tetapi teratur, kita membangun negara kita. Kita akan sanggup membangun dengan baik, jika bangsa Indonesia dan warga Indonesia lainnya insyaf dan memahami kewajibannya dengan benar. Kita harus memperhatikan Dunia Luar, jika kita sanggup memelihara kemerdekaan! Itu mengandung ketegasan bahwa kita sanggup menjaga sendiri kemanan negeri kita. Karena adanya keamananlah, segalanya berjalan teratur! Sumber-sumber daya untuk membangun banyak jumlahnya. Namun apakah sumber-sumber tersebut dapat kita gunakan membangun negara, jika kita kaum pekerja masih mempunyai jiwa kolonial? Yang disebut jiwa kolonial yaitu kurang akal atau inisiatifnya, bekerja seenaknya sendiri, tidak teratur.


Salebetipun perdjoangan kamerdekaan tentara kita T.N.I kalijan pemuda-pemudanipun anggenipun nglabuhi Negari ngantos djiwanipun dipun korbanaken! Berkat korban2 punika kita merdika. Sapunika gantos kaum pekerdja ingkang ambanting tulang, tjantjut tali-wanda kangge pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, sampun njontoni, kados pundi anglampahaken pedamelan kita miturut kekeluargaan. Kosok wangsulipun, kula suwun, sageda sampejan sedaja mangertos tudjuan kita. Manawi wonten ingkang dados pitaken nan perkawis padamelan, penghargaan utawi sanes-sanesipun sageda nglahiraken  dateng pemimpinipun, ingkang dipun anggep kados bapak sampejan sadaja.

Terjemahan:

Memasuki masa perjuangan kemerdekaan, tentara kita T.N.I bersama para pemuda dalam membela negara hingga mengorbankan jiwanya! Berkat korban-korban tersebut kita merdeka. Semenjak saat itu, giliran kaum pekerja yang membanting tulang, bekerja keras bagi pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, telah memberi contoh, bagaimana menjalankan pekerjaan berdasarkan kekeluargaaan. Sebagai balasannya, saya meminta agar kalian semua dapat memahami tujuan kita. Apabila ada yang menjadi pertanyaan dan masalah dalam pekerjaan, penghargaan atau lainnya dapatlah menyampaikannya pada para pimpinan, yang dapat dianggap sebagai ayah kalian semua.

Salebetipun minggu punika ing ngriki nembe kedadosan ingkang njedihaken.
Makaten punika sageda sampun ngantos kedadosan malih, amargi sikap para pekerdja ingkang makaten wau nglingsemaken, njata manawi para sederek dereng mangertos kewadjibanipun sebagai pegawai Negara ingkang merdika. Ing mangira kita tansah ngatingalaken goodwill utawi pikadjeng ingkang sahe!
Manawi makaten  saladjengipun, kedah para saderek mangertos akibatipun!

1. Pabrik mboten saged mlampah. Kabetahan ra'jat boten saged dipun tjekapi.
2.Kawontenanipun ekonomis keluarga para pekerdja kotjar-katjir.
3. Dunia luar anggudjeng, amargi dipun reh dening bangsanipun pijambak, ekonomis lumpuh, amargi pemogokan.

Terjemahan:

Memasuki minggu ini baru saja terjadi hal menyedihkan.
Hal itu dapat terjadi kembali, karena sikap para pekerja yang lalai, secara nyata menunjukkan bahwa saudara sekalian belum memahami kewajibannya sebagai pegawai negara yang merdeka. Oleh karenanya, kita perlu memperlihatkan goodwill atau niat yang baik! Apabila seperti itu terus menerus, saudara-saudara sekalian akan memahami akibatnya!

1.Pabrik tidak dapat berjalan. Kebutuhan rakyat tidak sanggup dicukupi.
2. Kebutuhan ekonomi keluarga para pekerja akan morat marit.
3.Dunia luar akan menggunjingkan karena dicelakai oleh bangsanya sendiri, ekonomi menjadi lumpuh, karena pemogokan.

Ingkang punika kersaha para saderek menggalih. Sampun ngantos dening hawa nafsunipun pijambak saha kapikat dening asutan ingkang boten maton, sahingga para saderek lan nagari dados korban!
Sageda para saderek ambedakaken antawisipun ingkang sehat, saha ingkang boten!
Kita boten bade mbaguguk nguta waton, manawi punapa ingkang dipun pikadjengaken para saderek maton, amargi kita salebetipun kamerdekaan ngatur sadaja-sadajanipun miturut kakeluargaan. Sang Bapak boten bade damel tjilakanipun anak-anakipun.
Ingkang punika, para saderek kersaha ngrenungaken, kersaha manggalih ingkang lebet, sebagai pekerdja utawi berah, nglampahaken kewadjinipun sebagai:

1. Pembangun Negara
2. Bapak keluarga

Terjemahan:

Oleh karenanya, harap saudara-saudara bersedia menerimanya. Karena hawa nafsunya sendiri terpikat oleh hasutan yang tidak patut, sehingga saudara-saudara dan negara yang menjadi korban!
Harap saudara-saudara sekalian membedakan antara yang sehat dan tidak!
Kita tidak akan bersikeras tidak memperkenankan, apabila yang diharapkan saudara-saudara sekalian itu sesuatu yang patut, karena setelah memasuki kemerdekaan kita mengatur seluruhnya berdasarkan kekeluargaan. Sang Bapak tidak akan mencelakai anak-anaknya.
Oleh karenanya, saudara-saudara sekalian harap bersedia merenungkan, harap bersedia menerima yang masuk akal, sebagai pekerja atau buruh, menjalankan kewajibannya sebagai:

1. Pembangun negara
2.Bapak keluarga

Sageda para pekerdja Pabrik Redjoagung, sebagai petjinta bangsa, nglampahaken kewadjibanipun miturut rail ingkang lurus, sehingga saged dipun pameraken dateng sanes-sanesanipun minangka tjonto. Punika ingkang dados idam-idamanipun kita sebagai pemimpin, sebagai Bapakipun para saderek sadaja. Minangka penutup kula adjengaken andjuran punika:

Terjemahan:

Para pekerja Pabrik Rejoagung agar bersedia, sebagai pecinta bangsa, menjalankan kewajibannya menurut rel yang lurus, sehingga dapat diperlihatkan kepada yang lain-lainnya sebagai teladan. Demikianlah yang menjadi harapan kami sebagai pemimpin, sebagai Bapak saudara-saudara sekalian. Sebagai penutup saya akan utarakan anjuran tersebut:

Bangun, bangun, bangun!
Marilah kita menjusun,
Tenaga pekerdja segiat-giatnja
Bagi kesedjahteraan Indonesia-Merdeka.
Apakah kehendak Ibu Pertiwi?
Ta' lain ta' bukan, dengan diciplin berbakti.
Ribuan telah mendjadi korban.
Didalam perdjoangan kemerdekaan.
Para pekerdja berdosa,
Djika ta' merobah sikap dan djiwa.
Tunduk pada asutan jang ta' sehat,
Ta' mempedulikan, Negara harus madju pesat.


Kembali lagi kepada bahgasa Indonesia dengan sjair ini, maka sekali lagi, saja harap-harapkan, dapatnja pertemuan peringatan penjerahan kedaulatan pada hari ini, memberi djiwa baru kepada kita semua. Djiwa jang djauh dari pengaruh pendjadjahan, djiwa jang menudju sehatnja Negara Indonesia, jang ibaratnja djabang baji jang baru lahir, hilang dari sawan-sawannja, mendjelma kemudian mendjadi pemuda gagah perkasa.

Sekianlah

Liem Ghik Djien

Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/

Jumat, 05 Desember 2014

MENGAPA KUCING INI SELALU BERUNTUNG DAN MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN?

MENGAPA KUCING INI SELALU BERUNTUNG DAN MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN?


Ivan Taniputera
6 Desember 2014



 .
Selamat siang, para pembaca sekalian di mana pun berada. Saya menemukan gambar patung kucing yang lucu ini. Konon bagi yang meyakininya patung kucing ini dapat mendatangkan keberuntungan. Karena kucing ini dipercayai dapat mendatangkan keberuntungan, maka tentu saja kucing ini secara logika juga harus selalu beruntung, bukan? Jika tidak beruntung, bagaimana ia dapat mendatangkan keberuntungan?
Pada hari Sabtu ini marilah kita merenungkan, mengapa kucing ini selalu beruntung dan dapat mendatangkan keberuntungan bagi mereka yang ada di sekitarnya?


Penyebab utama, mengapa kucing itu selalu beruntung dan mendatangkan keberuntungan adalah karena ia selalu tersenyum. Sang Keberuntungan suka pada senyuman. Sang Keberuntungan tidak suka pada mereka yang berwajah cemberut atau menatap dengan kebencian. Sang Keberuntungan tentu akan berkata pada dirinya sendiri, "Ah, lihat orang itu cemberut wajahnya dan matanya penuh kebencian. Tentu ia juga tidak suka pada saya. Jadi saya tidak usah datang padanya. Lihat orang itu wajahnya berbahagia dan selalu tersenyum. Tentu ia berbahagia melihat saya dan tersenyum padaku. Ia menyukaiku, jadi biarlah saya datang padanya." Jelas sekali bahwa Keberuntungan hanya mau hadir pada mereka yang tersenyum. Demikianlah penyebab utama mengapa kucing itu selalu beruntung.

Selanjutnya kita menyaksikan bahwa patung kucing itu membawa kertas bertuliskan Ruyi (如意), yang artinya adalah "Terjadi sesuai kehendak." Kucing tersebut selalu optimis bahwa visi dan misinya pasti akan tercapai. Ia tidak akan mudah putus asa dan terjerumus ke dalam pesimisme. Selain itu, ia juga berharap agar orang lain juga tercapai kehendaknya. Tentu saja, kehendak di sini adalah kehendak yang baik dan wajar. Setiap orang ingin bahagia dalam artian sejahtera lahir dan batin. Oleh karena itu, ia senantiasa berharap agar "semua makhluk dalam keadaan sejahtera." Demikanlah penyebab kedua, mengapa kucing itu selalu beruntung.

Patung kucing itu juga membawa patung kucing kecil lain yang bertuliskan Cai (財). Artinya adalah "rejeki." Rejeki di sini bukan hanya untuk sang kucing sendiri saja. Ia bersedia berbagi rejeki. Sambil berbagi pun ia masih tetap tersenyum. Oleh karenanya, patung kucing tersebut hendak mengajarkan bahwa beramal juga merupakan sumber keberuntungan. Beramal jangan dilihat dari jumlahnya, namun dari kerelaan hati. Anda hanya rela menyumbang seratus Rupiah, tidak masalah. Dua ratus rupiah? Tidak juga masalah. Berapa saja yang penting dengan kerelaan hati.

Keempat senyuman sang kucing juga dimaksudkan karena ia turut bersuka cita atas segenap kebaikan hati yang dilakukan orang lain. Itulah karenanya ia selalu tersenyum. Meskipun kebaikan hati itu bukan kita yang melakukan sendiri, namun kita tetap dapat berbahagia karenanya. Ada orang yang iri hati atau memendam kedengkian atas kebaikan hati yang dilakukan orang lain. Tentu saja ini adalah sumber ketidak-beruntungan. Dengan berbahagia atas kebaikan atau kemurahan hati yang dilakukan orang lain, maka kita juga turut menuai keberuntungan bagi diri sendiri dan orang lain.

Yang kelima dan terakhir, patung kucing tersebut membawa botol yang terbuat dari labu. Konon itu adalah botol labu wasiat yang dapat menampung seluruh alam semesta. Oleh karena itu, kita juga harus siap menampung segenap wawasan. Jangan berpandangan sempit. Pandangan sempit justru akan mengusir segenap keberuntungan. Pandangan atau wawasan kita adalah ibaratnya pintu masuk bagi Keberuntungan. Jika pintunya terlalu sempit, maka Sang Keberuntungan akan enggan masuk.

Sudahkah kita tersenyum hari ini?

Semoga bermanfaat.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Fengshui, Astrologi, Bazi, Ziweidoushu, petuah kehidupan, metafisika, dan lain-lain silakan kunjungi:



Jumat, 28 November 2014

SERIAL PAHLAWAN KEMANUSIAAN 1 (MEREKA YANG BERANI BERKATA YA PADA KEBENARAN DAN BERKATA TIDAK PADA KEJAHATAN): SOPHIE SCHOLL

SERIAL PAHLAWAN KEMANUSIAAN 1 (MEREKA YANG BERANI BERKATA YA PADA KEBENARAN DAN BERKATA TIDAK PADA KEJAHATAN): SOPHIE SCHOLL

Ivan Taniputera
27 November 2014



Sumber gambar: http://en.wikipedia.org/wiki/Sophie_Scholl#mediaviewer/File:Sophie_Scholl_portrait.jpg

Pada serial perdana Pahlawan Kemanusiaan kali ini kita akan berupaya mengenal Sophie Scholl (9 Mei 1921-22 Februari 1943) secara ringkas. Masa mudanya dihabiskan di tengah-tengah kekejaman rezim Nazi. Berdasarkan surat-surat dari kekasihnya, Fritz Hartnagel, seorang anggota pasukan Jerman yang ditugaskan di Front Timur, ia mengetahui kekejaman pasukan Jerman di Front Timur terhadap penduduk sipil setempat dan orang-orang Yahudi. Kenyataan-kenyataan tersebut menimbulkan pengaruh besar dalam diri Sophie Scholl. Ia menyadari betapa kejamnya peperangan dan rezim yang mencetuskannya. Peperangan hanya mengakibatkan penderitaan bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya

Pada tahun 1942, Sophie Scholl bersama beberapa orang lainnya membentuk perkumpulan Die Weisse Rosse (Mawar Putih), tujuannya adalah menentang perang dan kekejaman rezim Nazi. Mereka adalah Hans Scholl (saudara Sophie), Wili Graf, dan Christoph Probst. Pada masa berkuasanya rezim Nazi, tindakan tersebut dapat dianggap sebagai pengkhianatan dan terancam hukuman mati. Mereka kemudian menulis pamflet anti peperangan dan membagikannya di Universitas Muenchen. Isi pamflet tersebut adalah mengajak rakyat Jerman melakukan perlawanan pasif dan tanpa kekerasan terhadap rezim Nazi. Tindakan mereka tersebut tercium oleh penguasa dan Sophie beserta saudara dan kawan-kawannya ditangkap pada tanggal 18 Februari 1943.

Mereka dihadapkan pada pengadilan pada tanggal 22 Februari 1943 dan pada saat itu Sophie Scholl mengatakan:

"Bagaimanapun juga seseorang harus memulainya. Apa yang kami tulis dan katakan juga diyakini oleh orang-orang lainnya. Hanya saja mereka tidak berani mengungkapkannya seperti kami."

Pada hari itu, mereka dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal. Eksekusi dilakukan pada pukul 17:00 dan saksi mata meriwayatkan keberanian Sophie Scholl waktu melangkah menuju tempat pemenggalan. Ia mengucapkan kata-kata terakhirnya sebagai berikut:

"Bagaimana kita mengharapkan kebenaran akan bertahan jikalau tiada seorang pun yang bersedia mengorbankan dirinya demi kebenaran. Pada hari yang indah dan cerah ini aku harus pergi, tapi apakah arti kematianku, jika melalui kami, ribuan orang tersadar dan tergerak mengambil tindakan?"

Sophie Scholl berani mengorbankan dirinya untuk kebenaran dan kemanusiaan. Ia tidak menyayangkan kehidupannya sendiri. Kejahatan dapat merajalela jika "orang-orang baik" diam saja. Saya sendiri mungkin tidak mempunyai keberanian seperti Sophie Scholl dan kawan-kawannya. Namun pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak para pembaca mengenal perjuangan Sophie Scholl dan mengenang kembali tindakan kepahlawanan tersebut. Di saat satu orang baik berani maju ke depan, maka orang-orang akan terinsipirasi dan maju mengikuti. Di tengah-tengah kegelapan pekat tanpa cahaya, maka jika ada satu orang saja yang menyalakan cahaya, maka cahaya-cahaya lainnya akan bermunculan.

Semoga bermanfaat.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Sophie_Scholl

Jumat, 21 November 2014

KISAH KENAIKAN HARGA BBM DI NEGERI ANTAH BERANTAH

KISAH KENAIKAN HARGA BBM DI NEGERI ANTAH BERANTAH

Ivan Taniputera
22 November 2014


Alkisah saya baru saja berwisata ke Negeri Antah Berantah.  Pemimpin Baru di Negeri Antah Berantah menaikkan harga BBM. Sewaktu sedang berada di sana, saya sempat menguping obrolan para warga mengenai hal tersebut saat sedang minum di sebuah warung kopi sederhana. Saya ingin saja bergabung dengan obrolan mereka, namun saya urungkan, karena saya murni ingin mendengarkan pandangan dan aspirasi mereka. Seorang pemuda berpenampilan sederhana, sebut saja A berkata, "Bagi saya dampak yang paling terasa adalah saya harus merogoh saku saya lebih dalam lagi. Kini saat harus mengisi kendaraan saya dengan BBM, saya harus membayar lebih mahal." Salah seorang pemuda lain dengan penampilan intelektual, sebut saja bernama B, menimpali, "Ya tentu saja itu semua kita tahu. Sayangnya gaji tidak langsung naik."

Seorang pria yang berusia setengah baya, sebut saja Pak C, menukas, "Masalah kenaikan BBM ini adalah masalah pelik semenjak dahulu. Saat aku masih muda, sudah beberapa kali terjadi kenaikan dan selalu saja terjadi antrian panjang beberapa saat sebelum BBM resmi dinaikkan. Ini adalah lagu lama yang terus menerus diputar."

B berkata kembali, "Mungkin topik  menarik pertama yang dapat kita bahas adalah alasan atau pembenaran kenaikan harga BBM tersebut sebagaimana dilontarkan Pemimpin Baru beserta para pengikutnya. Cara pembenaran pertama adalah mengatakan subsidi itu salah sasaran. Sementara ini  selalu dikatakan bahwa "kelas mampu" yang menikmatinya. Di sini, menurut saya, Pemimpin Baru dan juga Pemimpin-pemimpin Lama yang dahulu juga memutar terus lagu lama (meminjam istilah Bapak C), yakni memecah belah masyarakat menjadi dua kategori "semu" yaitu "kelas mampu" dan "kelas tidak mampu." 

Pemecah belahan ini dilakukan demi mencari pembenaran semata. Saya sebut "semu" karena tidak pernah jelas apa itu definisi kelas "mampu" dan "tidak mampu." Tidak ada perbedaan se-rigid atau sekokoh itu dalam masyarakat. Yang ada adalah suatu spektrum. Tidak ada pembagian dualitas yang nyata seperti hitam dan putih dengan batasan jelas terkait hal itu. Ini adalah permasalahan pertama dari pembenaran yang dilakukan oleh para Pemimpin."
Seorang wanita berusia sekitar 30-an yang dari tadi membolak balik halaman surat kabar, sebut saja Kakak D, tiba-tiba menukas, "Mungkin yang dimaksud dengan kelas mampu adalah mereka yang sanggup membeli atau mengendarai kendaraan bermotor?"

Bapak C menjawab, "Terhadap pandangan demikian, saya akan menjawabnya sebagai berikut. Kalaupun didefinisikan bahwa pemilik kendaraan bermotor sebagai mampu dan bukan pemilik kendaraan bermotor sebagai tidak mampu, maka pandangan itu pun juga mempunyai permasalahannya pula. Kita dapat dengan mudah melontarkan kritik padanya. Jika direnungkan maka kaum pemilik kendaraan bermotor (dalam hal ini didefinisikan sebagai kaum mampu) juga merupakan aspek penting bagi pergerakan ekonomi Negeri Antah Berantah ini. Mereka mungkin menyediakan lapangan pekerjaan dan lain sebagainya. Tentu saja, kita tidak mengecilkan atau merendahkan arti mereka yang tidak memiliki kendaraan bermotor. Namun menurut pengamatan saya, harga kendaraan bermotor sudah sangat terjangkau. Hampir setiap orang sanggup memiliki kendaraan bermotor. Jadi karena kaum pemilik kendaraan bermotor juga berjasa terhadap Negeri Antah Berantah ini, maka mereka seharusnya juga berhak atas subsidi tersebut. Tidak ada alasan menyebut subsidi tersebut salah sasaran. Mengatakan subsidi itu salah sasaran tentunya merupakan "penghinaan" bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor tersebut. Karena dengan kendaraan bermotor tersebut mereka turut berperan serta menggerakkan roda perekonomian di Negara Antah Berantah. Saya tidak membela pihak mana pun. Namun kita letakkan masalah ini secara adil."


Kini giliran A sudah tidak sabar angkat bicara, "Tetapi, bukankah subsidi itu bisa dialihkan pada masyarakat "tidak mampu," yang taruhlah didefinisikan sebagai mereka dengan penghasilan sekian..sekian. Mungkin mereka yang penghasilannya pas-pasan. Uang sekolah anaknya sering menunggak. Untuk berobat tidak punya biaya. Mungkin bisa dipakai untuk membangun jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain. Bahkan katanya masyarakat "tidak mampu" (dengan definisi penghasilan dibawah sekian nominal tertentu) akan diberi bantuan langsung berupa uang."

B menjawab, "Benar. Itu adalah gagasan yang baik. Tidak ada yang salah dengan ide seperti itu. Bahkan kita boleh menyebutnya sesuatu yang mulia. Akan tetapi saya sudah pernah mendengar gagasan itu semenjak zaman Pemimpin-pemimpin Lama dahulu. Lagi-lagi ini merupakan lagu lama. Masalahnya BBM sudah dinaikkan berulang kali (artinya subsidi sudah dicabut atau dikurangi secara bertahap dari dulu) dan pada kenyataannya sampai sekarang pendidikan juga tetap mahal. Selain itu, saya tidak merasakan ada peningkatan yang signifikan di Negeri Antah Berantah yang kita cintai ini. Bahkan menurut saya pemberian bantuan langsung tidak mendidik. Yang terbaik adalah menciptakan lapangan pekerjaan atau menggerakkan roda perekonomian sebesar-besarnya (sesuatu yang sedikit banyak sudah dilakukan oleh kaum "mampu" di negeri ini)."

Seorang Ibu-ibu yang nampaknya pemilik warung kopi, sebut saja ibu D, tiba-tiba berbicara, "Mungkin akarnya masalah korupsi ya, sehingga pengalihan subsidi itu tidak menghasilkan sesuatu perubahan signifikan?"


Bapak C menjawab, "Ya memang kita mengetahui bahwa korupsi juga menjadi masalah utama yang tidak kunjung terselesaikan di Negeri Antah Berantah ini. Kalau demikian, lebih baik Para Pemimpin menyalahkan korupsi dan bukan mencari pembenaran dengan menciptakan "perpecahan semu" antara kaum "mampu" dan "tidak mampu." Padahal telah kita uraikan bahwa pembagian masyarakat yang rigid seperti itu tidak ada. Kalau pun mau diada-adakan (dengan definisi seperti di atas), maka bukan berarti mereka tidak berhak atas subsidi, karena mereka suka atau tidak suka telah memberikan sumbangsih menggerakkan roda perekonomian di Negeri Antah Berantah. Korupsi adalah masalah lain lagi. Kalau korupsi tidak dapat atau gagal diberantas, maka jangan mencari kambing hitam lain di Negeri Antah Berantah ini."

Seorang pemuda di pojok ruangan, sebut saja bernama E, yang dari tadi diam saja mulai bicara, "Bahkan di antara sesama pemilik kendaraan bermotor dihembuskan pembedaan antara roda dua dan roda empat. Bagaimana pendapat kawan-kawan di sini?"

A menjawab, "Hmmm jadi yang naik roda dua (karena konon harganya lebih rendah dibanding roda empat) dianggap tidak "mampu," sedangkan yang naik roda empat (karena konon harganya lebih tinggi dibanding roda dua) dianggap "tidak mampu." Jadi roda dua berhak dapat subsidi, sedangkan roda empat tidak. Apakah begitu?"

B menukas, "Ya benar. Nampaknya demikian yang dimaksud sebagai salah satu wacana yang pernah didengungkan di Negeri Antah Berantah ini. Namun masalahnya adalah harga roda dua dan roda empat itu pun juga adalah sebuah spektrum, yang bahkan tumpang tindih. Ada kalanya harga roda dua yang paling mahal adalah kemungkinan sama dengan harga roda empat keluaran lama. Roda dua dan roda empat itu tidak dapat menciptakan batasan rigid antara "mampu" dan "tidak mampu." Pembedaan atau pemecah-belahan berdasarkan "jumlah roda" ini pun adalah sesuatu yang semu sifatnya."

Bapak C menambahkan, "Tetapi jangan lupa, bahwa diujung spektrum itu terdapat roda empat yang harganya memang sangat tinggi. Katakanlah roda-roda empat merk terkenal keluaran negara-negara adi-teknologi. Harganya memang sangat mahal. Dalam hal ini saya setuju bahwa roda empat semacam itu memang seharusnya "minum" BBM tidak bersubsidi, karena memang spesifikasinya demikian. Demi menjaga kualitas mesinnya. Pemilik roda empat mewah yang pintar dan tahu masalah mesin, tentunya tidak akan memilih BBM bersubsidi. Ini terutama demi kepentingannya sendiri bukan orang lain. Selain itu, ia juga telah beramal, yakni memberikan kesempatan para pemiliki roda empat dan juga roda dua yang tidak mewah agar dapat menikmati BBM tidak bersubsidi. Ini adalah masalah kesadaran semata yang harus terus dihembuskan. Para pemilik showroom di negara ini juga harus memberikan wawasan tersebut."

E menambahkan, "Ya benar saya setuju, saya pernah bekerja sebagai tenaga penjualan roda empat keluaran negara adi-teknologi, memang spesifikasinya roda empat tersebut harus "minum" BBM dengan oktan tinggi. Jika diberi "minum" oktan lebih rendah, akan berdampak pada mesin. Tetapi saya ada satu kasus begini. Seorang pemilik roda empat mewah sudah memberikan uang untuk membeli BBM tidak bersubsidi pada pengemudi yang dipercaya membawa roda empat tersebut. Namun demi mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri, ia justru membelanjakannya untuk BBM bersubsidi. Keuntungan itu lantas diambil ke kantungnya sendiri. Kecurangan itu akhirnya terbongkar, tetapi pemilik masih berbaik hati dan tidak memecat pengemudinya itu. Hanya saja sekarang harus meminta nota pembelian dari tempat pembelian BBM bersangkutan. Ini adalah masalah kecurangan yang mungkin saja banyak terjadi di tengah masyarakat."

A berkata, "Masih ada lagi yang mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ini untuk memukul para penyelundup BBM dari Negeri Antah Berantah ke Negeri Atas Angin. Nampaknya langkah ini efektif. Bagus sekali jika para penyelundup itu dibuat rugi sehingga bangkrut."

Bapak C segera menjawab, "Saya mengakui bahwa penyelundupan itu memang ada. Namun mengapa karena kesalahan segelintir orang saja lalu ratusan juta orang lainnya yang harus menanggungnya? Ini adalah sesuatu yang tidak adil. Segelintir orang berbuat salah (yang seolah-olah tidak terjangkau hukum), namun tiba-tiba ratusan juta orang lain harus turut memikul akibatnya. Menurut saya seharusnya para penyelundup dan penimbun itu harus ditangkapi dan diadili terlebih dahulu. Kalau perlu dihadapkan ke depan regu tembak. Pemimpin pertama kita pernah menjanjikan hal itu bagi para penimbun dan penyelundup. Jadi masalah penyelundupan ini harus diselesaikan terlebih dahulu, bukannya dengan alasan menghantam para penyelundup lalu BBM dinaikkan. Rakyat jua lah yang menderita. Sementara itu, setelah BBM naik pun mereka masih dapat menikmati kekayaan yang diperolehnya dari penyelundupan selama berpuluh-puluh tahun di Negeri Antah Berantah ini."

E menambahkan  kembali, "Ada juga yang mengemukakan bahwa cadangan minyak bumi di Negeri Antah Berantah ini sudah menipis, sehingga Pemimpin Negeri Antah Berantah harus bergantung murni pada impor BBM. Itulah sebabnya dikatakan bahwa pembelian BBM dari luar ini membebani kas Negeri Antah Berantah. Itulah satu lagi alasan Pemimpin Baru menaikkan harga BBM."

Kini giliran B yang mencoba memberikan pandangannya, "Jika ini benar, maka ini adalah satu-satunya alasan yang masuk akal menaikkan harga BBM. Pemimpin Baru perlu memberikan penjelasan bagi hal ini. Kalau memang demikian halnya maka mau apa lagi? Namun sekali lagi, Pemimpin Baru dan pengikutnya perlu mengemukakan hal ini dengan jelas bagi rakyat. Jika perlu dengan data-data yang transparan. Ibaratnya seorang ayah yang usahanya sedang mengalami kemerosotan. Ia memberitahu hal itu secara baik-baik pada anak-anaknya. Marilah kita sekarang hidup lebih hemat. Makan yang secukupnya saja jangan berlebihan. Bukannya memecah belah anak-anaknya dengan mengatakan, "Ini gara-gara kakak tertua yang gendut makan lebih banyak" dan lain sebagainya. Itu bukan hal yang membangun. Ingat bahwa seluruh rakyat adalah ibaratnya anak bagi sang Pemimpin. Janganlah seorang ayah membeda-bedakan masing-masing anaknya. Apalagi memecah belah mereka."

Bapak C menjawab, "Memang menyedihkan bahwa Negara Antah Berantah ini sudah dirampok sekian ratus tahun kekayaan alamnya pada masa kolonialisme. Buku-buku tua warisan kakek saya yang masih berbahasa penjajah dengan jelas memaparkan hal ini. Eksplorasi dan penjarahan kekayaan alam negeri ini sudah berlangsung semenjak zaman penjajahan. Setelah Negeri Antah Berantah merdeka, maka itu pun masih dilanjutkan oleh perusahaan-perusahaan Negeri Atas Angin. Suatu bentuk kolonialisme dengan wajah baru. Kini ia telah terbaring kering dan renta. Cadangan minyaknya tinggal sedikit (jika itu benar). Kekayaan alamnya tinggal sedikit. Sungguh menyedihkan. Semoga Pemimpin Baru sadar dan jangan sampai mengundang para kolonialis berwajah baru ini masuk. Segenap persyaratan harus dipertimbangkan sehingga akhirnya Negeri Antah Berantah ini yang mendapatkan lebih banyak keberuntungan."

A menjawab, "Saya setuju bahwa kita memang harus berhemat. Kemarin saya melihat ada orang yang malas keluar dari mobil dan menyalakan mesin mobil sambil menghidupkan AC-nya selama berjam-jam. Itu adalah suatu pemborosan yang sia-sia. Kebiasaan seperti inilah yang harus kita ubah. Mungkin manajemen tempat-tempat hiburan dan pusat perbelanjaan perlu mengeluarkan peraturan agar hal seperti itu tidak boleh dilakukan di lingkungan tempat hiburan dan pusat perbelanjaan mereka. Ini adalah salah satu langkah penghematan menuju Negeri Antah Berantah yang lebih baik. Penghematan itulah kunci yang terbaik dalam mengatasi berbagai permasalahan."

Saya melihat ke jam tangan saya. Hari rupanya sudah semakin siang. Saya tidak bisa lagi terus menerus mengikuti obrolan mereka. Saya harus meneruskan perjalanan saya menikmati keindahan Negeri Antah Berantah ini. Tentunya dengan biaya transportasi yang lebih mahal, karena BBM di negeri ini baru saja naik. Namun hal tersebut tidak mengurungkan niat saya menjelajahi Negeri Antah Berantah ini.


TAMAT

Senin, 20 Oktober 2014

SENANDUNG DAUN-DAUN KERING

SENANDUNG DAUN-DAUN KERING

Ivan Taniputera
20 Oktober 2014



Hanya daun-daun kering. Tetapi hanya engkau yang dapat memberikan makna baginya. Ataukah bagimu ia tanpa makna sama sekali?
Hanya daun-daun kering. Menatap usang dari geliat masa lalu sekarang dan yang akan datang. Akankah ia ada lagi?
Hanya daun-daun kering. Bertumpuk menanti semilir angin. Menebar aroma senja. Ditimpa cahya mentari sore hari.
Hanya daun-daun kering. Gemerisik berbisik dari tepian jalan. Engkau melangkah di tengah kemilau kekuningannya.
Hanya daun-daun kering. Hanya daun-daun kering, demikian gumamku sambil berjalan.

Senin, 29 September 2014

CATATAN FILOSOFI KULINERKU: RENUNGAN MASAKAN FUYUNGHAI VEGETARIAN KREASIKU

CATATAN FILOSOFI KULINERKU: RENUNGAN MASAKAN FUYUNGHAI VEGETARIAN KREASIKU

Ivan Taniputera
29 September 2014




Hari ini saya mencoba berkreasi kuliner dengan mencoba memasak Fuyunghai Vegetarian. Bagi saya segenap kegiatan dapat menjadi meditasi dan renungan yang memperkaya batin. Sebelum membahas makna filosofisnya, saya akan menjelaskan serba sedikit cara membuatnya. Tentu saja karena memasak adalan seni, maka tidak ada cara yang baku. Siapa saja boleh memodifikasi resep sesuai dengan seleranya. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah.

Bahan-bahannya adalah sederhana, antara lain adalah sayur-sayuran sesuai selera Anda. Saya menggunakan wortel, jagung, dan kol sebagai sayuran pengisi Fuyunghai. Bahan selanjutnya adalah telur dan tepung terigu. Pertama-tama, wortel, jagung, dan kol direbus sehingga lunak dan tidak terlalu keras. Bumbunya bebas, boleh tambahkan kecap sedikit atau bumbu lain sesuai selera.

Kocok telurnya dan masukkan tepung terigu secukupnya. Masukkan bumbu yang telah dipersiapkan. Goreng Fuyunghainya hingga matang.

Lalu bubuhkan saus tomat. Boleh juga ditambah kacang kapri. Semestinya saya ingin menambahkan kacang kapri, tetapi lupa beli.

Baik kini saya akan memulai renungan filsafat kehidupan saat memasak tadi.  Pertama-tama mata saya tertumbuk pada kuali masak. Saya biasa menggunakan kuali masak yang terbuat dari besi tahan karat (stainless steel). Dalam kehidupan ini, kita jangan sampai berkarat. Jangan sampai kehidupan kita dicemari oleh hal-hal yang tidak bermanfaat. Kita harus meneladani besi tahan karat tersebut yang tidak menjadi berkarat. Jika sudah berkarat atau tergores, maka akan membahayakan kesehatan kita. Akhirnya harus dibuang. Begitu pula seseorang jika sudah berkarat, maka ia akan membahayakan orang lain. Ia akan menjadi batu sandungan bagi orang lain, sehingga akhirnya masuk dalam kalangan yang terbuang.

Wortel mengandung vitamin A yang sehat bagi mata. Secara filosofis, kita memerlukan mata yang sehat, yakni dalam artian pandangan terhadap kebaikan. Kita hendaknya senantiasa memandang pada kebajikan dan jangan memandang keburukan. Kita hendaknya sedapat mungkin memandang setiap makhluk dengan pandangan kasih sayang. Demikianlah aspek-aspek pandangan yang sehat.

Jagung mempunyai cita rasa manis. Begitu pula kita hendaknya senantiasa memandang pada manisnya kehidupan dan jangan melekat pada suramnya kehidupan. Dewasa ini banyak orang yang terus berkutat pada kesedihan dan kepahitan hidupnya. Dengan demikian, ia kehilangan selera pada manisnya kehidupan. Saya tidak memandang orang-orang ini sebagai bersalah. Apakah yang benar dan apakah yang salah? Namun yang pasti itu adalah pilihan. Jika seseorang memilih hidup bahagia, tentu ia akan memandang manisnya kehidupan. Di bagian tengah jagung terdapat bonggol yang keras. Setelah bulir-bulir jagungnya saya pipil, maka bonggolnya saya buang. Saya mendapatkan bahwa maknanya adalah kita jangan menyimpan sesuatu yang tidak bermanfaat atau buruk. Kita mengambil saja apa yang bermanfaat dan baik bagi kita. Apa yang kita anggap tidak bermanfaat atau tidak baik, maka lepaskanlah. Anehnya banyak orang justru terus melekati hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak baik bagi dirinya. Akhirnya justru dapat mengakibatkan penyakit batin. Oleh karena itu, laksana bonggol jagung tersebut, setelah kita memipil bulir-bulir jagungnya, maka buanglah. Jangan dilekati.

Kol mempunyai berbagai lapisan. Setiap lapisannya dapat kita makan. Dengan demikian, kita hendaknya menjadi manusia yang serba guna dan dapat diandalkan. Jangan menjadi manusia yang serba tidak berguna. Sudah tidak berguna malah mengganggu orang lain.

Demikianlah makna yang dapat kita petik dari bahan-bahan pembuat Fuyunghai tersebut.

Semua bahan-bahan itu masih harus kita masak. Demikian pula dalam kehidupan ini, kita jangan kabur dari api kehidupan yang akan memasak kita. Setelah dimasak, maka segenap wawasan dan kepribadian kita akan semakin matang. Segenap bahan makanan kalau mentah tentu tidak enak dimakan. Anda ingin menjadi orang yang wawasan dan kepribadiannya matang atau mentah?

Selama masak kita harus menjaga agar tidak hangus. Begitu pula dalam hidup kita jangan berlebihan. Semuanya ada batasan-batasannya.

Demikian semoga bermanfaat dan dapat menjadi renungan bagi kita semua.

Artikel-artikel menarik lainnya mengenai pelajaran kehidupan, ramalan, Fengshui, metafisika, Astrologi, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/


CATATAN FILOSOFI KULINERKU: MERASAKAN SEDIKIT CITA RASA MAKANAN JEPANG SEBAGAIMANA SANTAPAN JASMANI DAN ROHANI

CATATAN FILOSOFI KULINERKU: MERASAKAN SEDIKIT CITA RASA MAKANAN JEPANG SEBAGAIMANA SANTAPAN JASMANI DAN ROHANI

Ivan Taniputera
29 September 2014

Pada tanggal 14 September 2014, saya berkesempatan santap siang pada sebuah rumah makan Jepang. Sebagaimana biasanya, bagi saya acara bersantap, merupakan pula wahana merenung atau memeditasikan berbagai falsafah atau ilmu tentang kehidupan. Bagi saya menyantap makanan bukanlah kegiatan bagi fisik semata, melainkan juga harus sanggup mengenyangkan batin kita pula. Selain perut kita yang merasa kenyang, maka wawasan perbendaharaan pengetahuan kita pun juga hendaknya turut dikenyangkan. Manusia tidak hanya hidup dari makanan jasmaniah saja, karena hakikat kehidupan kita yang bersifat batin serta jasmani.

Saat memasuki rumah makan Jepang, kita akan selalu menyaksikan pernak-pernik budaya Jepang. Sebagai contoh adalah kimono seperti di bawah ini dan juga benda yang bentuknya seperti lampion.



Saat menyaksikannya timbul renungan dalam diri saya sebagai berikut. Jepang adalah negara yang luar biasa. Meskipun sudah mencapai kemajuan yang pesat di segala bidang, namun tidak pernah sekali pun bangsa Jepang meninggalkan budayanya. Kita dapat menyaksikan berbagai festival budaya diselenggarakan di negara tersebut, dan bangsa Jepang tetap sangat antusius mengikutinya. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi tidak menjadikan bangsa Jepang terlena dan merendahkan akar budayanya sendiri. Justru hal ini menjadikan bangsa Jepang semakin kuat. Sebuah bangsa ibaratnya adalah sebatang pohon. Apabila akarnya kuat, maka bangsa tersebut akan sanggup bertahan dari segala terpaan angin. Kendati demikian, penghargaan terhadap budaya bangsa sendiri itu hendaknya tidak menjadi chauvinisme. 

Saya yakin bahwa bangsa Jepang sudah belajar dari kekalahannya pada Perang Dunia II. Mereka tentunya sudah menyadari bahwa kecintaan terhadap bangsa sendiri hendaknya tidak berubah menjadi chauvinisme. Kita tetap melestarikan budaya sendiri, tetapi jangan bangga berlebihan. Kita tetap harus pula menghargai budaya dari setiap bangsa di muka bumi ini. Setiap budaya yang ada adalah ibaratnya bunga-bunga pada sebuah taman. Masing-masing menambah semarak dunia ini. Apalagi jika disertai oleh semangat saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Tiba-tiba saya tersadar dari renungan saya, karena apa yang saya pesan telah keluar.


Saya mengucapkan doa sebelum makan. Saya berdoa agar segala sesuatu yang terlibat dalam persiapan makanan tersebut kelak dapat terlahir di Alam Bahagia. Saya merenungkan kemurahan alam ini pada kita. Saya bersyukur masih dapat menyantap makanan pada hari ini.

Setelah itu saat bersantap saya merenungkan apa makna di balik nasi bento tersebut. Pelajaran kehidupan apakah yang bisa kita ambil darinya? Pertama-tama mari kita saksikan bahwa segala sesuatu yang menyusun nasi bento itu tertata secara rapi pada sebuah nampan kotak. Terdapat kesan bahwa "semuanya telah pada tempatnya." Dalam kehidupan ini, kita hendaknya memiliki kehidupan yang tertata rapi dan bermanfaat. Saya pernah ke Jepang, dan memang segala sesuatunya tertata dengan rapi. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Apabila segalanya tertata, maka kehidupan menjadi lebih mudah dan baik. 
Kemudian nampak segala sesuatu di atas nampan kotak itu mempunyai fungsinya masing-masing. Begitu pula di muka bumi ini, kita semua mempunyai fungsinya masing-masing. Tidak ada manusia yang tidak bermanfaat. Oleh karenanya, tidak perlu kita menjadi rendah diri. Apa pun kemampuan kita, pasti akan bermanfaat bagi masyarakat. Tergantung apakah kita bersedia atau tidak mengamalkan kemampuan kita. Jadi, jangan merasa bahwa kemampuan kita terlalu sedikit. Semua akan bemanfaat pada saat dan tempat yang tepat.  Yang penting adalah kita semantiasa bertekad menaburkan manfaat kebaikan pada sesama manusia.

Saya juga memesan sup ramen


Filosofi kehidupan yang saya dapatkan adalah segala sesuatu yang berbeda-beda jika dipadukan akan menghasilkan cita rasa yang luar biasa. Mie ramen dan daging mungkin berasal dari tempat yang berbeda. Begitu pula kita berasal dari berbagai suku, ras, agama, dan bangsa yang berbeda, namun tetap dapat bekerja sama. Kita yang berbeda-beda ini dapat menciptakan dunia yang lebih baik dan indah.

Selanjutnya keluar pesanan saya berupa sushi.


Perut saya mulai kenyang, dimana hal ini nampaknya memengaruhi kemampuan saya dalam merenung. Putaran otak saya nampaknya semakin melambat, seiring dengan makin kenyangnya perut saya. Makna kehidupan apakah yang dapat saya tarik dari sushi. Saya melihat ke kiri, kanan, atas, dan bawah guna mencari inspirasi. Tiba-tiba saya tersadar saat mengunyah sushi, bahwa ia terdiri dari berbagai lapisan. Di sini saya berpikir bahwa kita dalam kehidupan ini harus saling melapisi. Artinya adalah saling melindungi. Yang kuat melapisi yang lemah. Jangan sampai yang kuat menindas yang lemah, sebagaimana yang dilakukan kaum penjajah dahulu. Kita hendaknya saling melindungi sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Demikianlah saya kira makna kehidupan yang dapat saya peroleh dari menyantap sushi. Alam ini adalah sekolah kehidupan yang sangat berharga. Setiap nafas dan langkah kita adalah proses belajar.

Saya tidak pernah merasa diri saya pandai. Saya akan terus belajar. 

Proses belajar saya hari itu, nampaknya masih harus berlanjut dengan keluarnya mata pelajaran berikutnya, yakni pangsit.


Perut semakin kenyang dan putaran otak semakin berat. Saya masih harus merenung apakah makna di balik pangsit? Saya menghela nafas sejenak karena kekenyangan. Terlintas dalam benak saya bahwa pangsit terbungkus oleh kulit. Pangsit membungkus segenap kelezatan daging yang ada di dalamnya. Ini mengajarkan pada kita bahwa kita hendaknya senantiasa mewadahi prinsip kebaikan bagi sesama. Nampaknya hanya itu saja yang dapat saya pikirkan.

Pelajaran saya hari ini pun berakhir. Perut saya menjadi kenyang dan wawasan pengetahuan saya pun juga menjadi lebih kaya melalui proses perenungan beserta pembelajaran ini.

Marilah kita terus belajar. Saya masih merasa sebagai siswa Taman Kanak-Kanak yang masih perlu belajar. Saya masih banyak berbuat kesalahan di muka bumi ini.

Artikel menarik mengenai filsafat kehidupan, ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, metafisika, dan lain-lain, silakan kunjungi:


Sabtu, 30 Agustus 2014

KUMPULAN KISAH SERAM DI RUMAH SAKIT

KUMPULAN KISAH SERAM DI RUMAH SAKIT

Ivan Taniputera
29 Agustus 2014




Kisah-kisah yang ada dalam artikel ini berasal dari menguping percakapan orang-orang tua atau mendengarkan kisah beberapa orang teman. Nama rumah sakit terkait akan disamarkan. Konon kisah-kisah yang ada di sini memang sungguh-sungguh terjadi.

Kisah pertama adalah mengenai ranjang dorong yang dapat berjalan sendiri di rumah sakit X. Ranjang hantu tersebut terkadang muncul pada malam hari di koridor rumah sakit itu.  Konon menurut penuturan para perawat yang bertugas malam hari, ranjang hantu itu akan terlihat memasuki kamar pasien yang keesokan harinya akan meninggal. Jadi itu adalah semacam pertanda.

Kisah berikutnya adalah mengenai seorang pasien yang sedang rawat inap di sebuah rumah sakit ternama, sebut saja rumah sakit Y. Meskipun merupakan rumah sakit ternama, namun ia merupakan rumah sakit yang sudah tua dan telah ada semenjak zaman penjajahan dahulu. Beberapa bagian bangunannya masih nampak lama.  Suatu kali, salah seorang kenalan (sebut saja namanya A) sedang rawat inap di sana. Itu merupakan pertama kalinya, ia rawat inap di sana. Karena terbiasa melakukan doa tengah malam, maka saat di rumah sakit pun A juga biasa bangun saat tengah malam untuk berdoa. Malam itu, setelah beberapa hari rawat inap di rumah sakit tersebut, saat A sedang terbangun di tengah malam, tiba-tiba tidak seperti biasanya ia melihat seorang juru rawat  di samping tempat tidurnya. Karena melihat bahwa A terbangun, maka juru rawat itu lantas berpindah ke pasien ranjang sebelahnya.

A merasa bahwa itu adalah pemeriksaan rutin saja, dan melanjutkan kegiatannya dengan memanjatkan doa malam. Ia tidak mempedulikan kedatangan juru rawat tadi. Keesokan harinya ia terbangun oleh suara ribut-ribut, Ternyata pasien yang sekamar dengannya telah meninggal, yakni pasien yang tadi malam ditengok oleh juru rawat tadi.

Ia kemudian menuturkan pengalamannya tadi malam, "Padahal tadi malam ia baru ditengok oleh seorang juru rawat. Kok hari ini meninggal ya?" Salah seorang juru rawat yang mendengar hal itu menyatakan bahwa tadi malam tidak ada pemeriksaan oleh juru rawat. A merasa aneh, tetapi ia diam saja, barangkali itu hanya penglihatan setengah sadarnya saja karena masih mengantuk. Baru setelah diizinkan meninggalkan rumah sakit tersebut, seseorang bercerita padanya bahwa rumah sakit itu memang angker. Pada malam hari, memang konon sering terdapat penampakan seorang juru rawat yang memasuki kamar pasien. Pasien yang ditengok "juru rawat" tersebut, pasti keesokan paginya meninggal. Begitulah kesaksian karyawan di rumah sakit itu, yang pernah mendapatkan penampakan tersebut.  Jika malam itu masih tertidur, maka kemungkinan dia yang meninggal. Jadi kegiatan doa malam itu telah menyelamatkannya.

Kisah berikutnya ini kalau tidak salah saya dengar dari penjual makanan langganan saya. Ia mengatakan saat menunggu kerabatnya yang sedang sakit, ia mendengar suara ribut-ribut di luar kamar. Ketika ia menengok keluarnya, ternyata justru tidak ada orang sama sekali. Ia merasakan ketakutan dan seluruh bulu romanya berdiri, sehingga tidak berani keluar kamar hingga keesokan harinya.

Sebagai pengimbang, tidak semua kisah seram terjadi di rumah sakit. Ada pula pengalaman indah di rumah sakit. Berikut ini adalah juga penuturan salah seorang kenalan teman, sebut sama namanya B.

Siang itu, B sedang menunggui ayahnya yang dirawat sekian lama di rumah sakit. Karena tidak ada tanda-tanda kondisi membali, maka ia merasa risau, sedang biaya rumah sakit telah membengkak. Tiba-tiba di hadapannya muncul seseorang  bapak yang berpakaian seperti seorang alim ulama. Bapak itu bertanya, mengapa ia sedih. B menuturkan mengenai bapaknya yang sedang sakit dan keuangannya telah semakin menipis. Bapak tadi berkata, "Jika berkenan saya akan menengok ayahmu dan mencoba mendoakannya agar ia sembuh. Serahkan semuanya pada Tuhan." B menunjukkan kamar ayahnya, dan sang bapak tadi menyarankannya agar duduk menunggu saja di tempat semula, karena ia tidak akan lama-lama. Setelah beberapa lama menunggu di luar kamar, ternyata bapak berpakaian alim ulama tadi tidak kunjung keluar dari kamar ayahnya.  Karena penasaran, B menyusul masuk ke kamar tempat ayahnya dirawat, betapa terkejutnya ia, karena di dalamnya tidak ada siapa-sapa selain ayahnya sendiri. Namun, semenjak saat itu, kondisi ayahnya membaik dan tak lama kemudian diizinkan meninggalkan rumah sakit.

Demikianlah beberapa kisah mistis seputar rumah sakit yang konon sungguh terjadi.

Terlepas dari benar dan tidaknya kisah-kisah di atas, marilah kita menarik hikmah darinya.

Semoga bermanfaat.


Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Fengshui, Astrologi, Bazi, Ziweidoushu, metafisika, dan lain-lain, silakan kunjungi:

https://www.facebook.com/groups/339499392807581/

BALADA SEBUAH NEGERI

BALADA SEBUAH NEGERI

Ivan Taniputera
27 Agustus 2014

Inilah tangisan sebuah negeri
Meski kaya tidak terperi
Namun dikuasai orang-orang serakah
Tanpa hati tanpa malu menjarah rayah
Negeri ini kaya akan hutan rimba
Tempat hidup satwa beraneka rupa
Tapi pikir panjang izin diberikan dengan bebal
Tuk mereka yang berkantong tebal
Hutan dibabat hutan dibakarnya
Bahkan hingga akarnya pun tiada bersisa
Bagaimana negeri itu tidak menangis
Karena mendapat perlakuan begitu sadis
Barang tambang di perut negeri
Dikuras demi kepentingan diri sendiri
Bekerja sama dengan pihak manca
Mengalirlah kekayaan negeri ke sana
Rakyat cuma mampu melihat
Apa lagi yang mau dibuat
Ratapannya sungguh miris
Membuat hati teriris iris
Kasihan wahai dikau negeri
Para pemimpinmu tiada peduli
Korupsi meraja lela
Bagaikan tangan gurita
Meraup saja yang terjangkau
Pokoknya rekeningku jangan sampai galau
Negeri kaya raya
Namun busuk karena perilaku durjana
Sampai kapan ini terjadinya?
Pada siapakah harus kubertanya?

SATU LAGI PENGALAMAN LUCU DARI NEGERI JERMAN

SATU LAGI PENGALAMAN LUCU DARI NEGERI JERMAN

Ivan Taniputera
23 Agustus 2014





Ini adalah pengalaman seorang teman sewaktu kuliah di Jerman. Teman tersebut baru datang ke Jerman, sehingga bahasa Jermannya belum lancar. Untuk menambah uang saku, ia bekerja sebagai pelayan restoran. Ketika itu, ia hendak menawarkan pelanggannya apakah menghendaki sepoci teh. Ia lalu bertanya, "Möchten Sie ein Kaninchen Tee?" Namun pelanggan itu hanya diam saja kebingungan. Teman itu lantas mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan gerakan isyarat menuangkan teh. Baru tamu itu paham.

Rupanya ia salah mengatakan Kännchen dengan Kaninchen.

Kännchen artinya adalah poci, sedangkan Kaninchen artinya adalah kelinci.

Mungkin sang pelanggan merasa bingung, semenjak kapan kelinci dapat mengeluarkan teh.

PENGEBOMAN CANDI BOROBUDUR: SUATU KENANGAN MASA LALU

PENGEBOMAN CANDI BOROBUDUR: SUATU KENANGAN MASA LALU

Ivan Taniputera
22 Agustus 2014




Baru-baru ini saya mendengar bahwa ada pihak-pihak yang ingin mengembom atau menghancurkan Candi Borobudur. Saya menjadi teringat pengalaman masa lalu bahwa candi tersebut sebenarnya sudah pernah dibom. Mungkin ada yang terkejut mendengar fakta ini. Mungkin tidak semua orang mengetahui bahwa Candi Borobudur ternyata sebelumnya sudah pernah dibom. Peristiwanya terjadi pada tanggal 21 Januari 1985. Ketika itu saya masih kelas 4 Sekolah Dasar. Saya masih ingat pula bahwa pada hari terjadinya peristiwa itu, saya sedang menengok ayah saya yang dirawat di rumah sakit. 

Waktu itu, dalam perjalanan ke rumah sakit, di jalan Imam Bonjol, tidak jauh dari SPBU di ujung jalan Hasanudin-deretan stasiun Poncol, mobil-mobil diperintahkan menepi oleh polisi. Bagasi diperintahkan untuk dibuka guna diperiksa. Waktu ditanya ada apakah yang terjadi, sehingga terjadi pemeriksaan seperti itu, polisi menjawab singkat, "Borobudur dibom." Kami tidak bertanya lebih lanjut dan melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.

Berita lengkapnya baru saya ketahui melalui surat kabar atau televisi. Jika tidak salah ingat, di surat kabar saya menyaksikan gambar stupa yang hancur bertebaran. Demikianlah sedikit, kenangan saya mengenai peristiwa yang terjadi di tahun 1985 tersebut.

Saya berpendapat bahwa penghancuran suatu bangunan bersejarah adalah tindakan yang patut disayangkan. Suatu bangsa adalah ibarat pohon, jika akar sejarahnya hancur, maka pohon tersebut perlahan-lahan akan layu dan mati. Apabila kita ingin menjadi bangsa yang kuat, maka kita justru perlu menyuburkan dan mengokohkan akar kita-bukan malah menghancurkannya! Semoga penghancuran pada bangunan-bangunan keagamaan jangan sampai terjadi lagi di negara kita yang berlandaskan Pancasila dan bersemboyankan Bhinneka Tunggal Ika.

Minggu, 20 Juli 2014

KENANGAN MASA KECIL: PERMAINAN KALAH MINTA DIULANG

KENANGAN MASA KECIL: PERMAINAN KALAH MINTA DIULANG

Ivan Taniputera
20 Juli 2014

Saya waktu kecil teringat pernah bermain catur dengan seorang teman, dan karena salah langkah maka bidak catur saya terancam dimakan oleh bidak catur lawan, dimana ini mengancam raja catur saya. Oleh karenanya serta merta saya bilang, "Stop! Saya salah. Ayo diulang lagi ya." Demikian kata saya seraya menarik kembali bidak catur saya ke tempat semula. Teman saya hanya diam saja dengan muka masam.

Saya juga teringat bahwa dahulu terdapat permainan umbul, yakni berupa kartu-kartu bergambar kecil yang dilemparkan. Dilemparkan itu dalam bahasa Jawa disebut "diumbulake." Inilah yang menjadi asal muasal sebutan kartu "umbul." Saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai selum beluk permainan kartu "umbul," namun yang saya hendak soroti adalah fenomena di kalangan anak-anak, yaitu jika kalah seringkali meminta permainan diulangi.  Halaman sekolah selalu riuh rendah oleh teriakan anak-anak yang tidak terima kartunya kalah. Ini terjadi pula dalam permainan kelereng. Jika ada yang kalah, maka mereka meminta agar permainannya diulang.

Jadi sudah umum dalam dunia anak-anak, bahwa jika kalah maka mereka meminta permainan diulang. Namun dalam dunia orang dewasa, tentunya hal demikian seharusnya tidak terjadi lagi. Orang dewasa jika kalah tidak meminta permainan di ulang, kecuali mereka masih berjiwa kanak-kanak.

Nah, Anda termasuk yang mana? Marilah di hari Minggu ini kita renungkan bersama.

Sabtu, 19 Juli 2014

KUJUAL DIRIKU

KUJUAL DIRIKU

Ivan Taniputera.
19 Juli 2014

 

Kugadaikan idealismeku demi segepok kertas
Yang orang sebut uang.
Kujual keyakinan muliaku demi mendapat
Segepok uang tuk isi pundi-pundiku.
Kutulikan hati nuraniku demi dapatkan
Setumpuk kertas bernama uang.
Aku memanipulasi data
Aku menebar opini palsu
Aku menabur kesesatan
Hanya demi segepok uang
Rasa serakahku selalu lapar
Aku caci maki lawanku
Dengan penuh kebencian
Kunista dia penuh amarah
Kata-kata kotor kulontarkan
Umbar janji mustahil
Hanya demi segepok uang.
Aku menjadi licin bagai belut
Mengejar lagi-lagi uang
Ku melakukan apa saja
Supaya uang itu datang padaku
Uang...uang ... dan uang..
Tapi di penghujung malam nan pekat
Ku menangis karena tak menemukan lagi
Jati diriku yang kini telah hilang entah kemana.

Saudara-saudaraku apakah engkau juga mau menjual jati dirimu dan ditukar dengan segepok uang? Marilah kita renungan bersama.

Minggu, 22 Juni 2014

OM JAI JAGDISH HARE TERPUJILAH TUHAN ATAS SELURUH JAGAD

OM JAI JAGDISH HARE
TERPUJILAH TUHAN ATAS SELURUH JAGAD

Diterjemahkan oleh Ivan Taniputera ke bahasa Indonesia
22 Juni 2014

Om Jai jagdish Hare
Swaami Jai Jagdish Hare
Bhakt Jano Ke Sankat
Das Jano Ke Sankat
Kshan Men Door Kare
Om Jai Jagdish Hare

Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad
Tuhan Yang Perkasa Atas Seluruh Jagad
Segenap ratapan para umatMu
Segenap kesedihan para umatMu
Engkau sirnakan dengan segera
Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad

Jo dhyaave phal pave
Dukh bin se man kaa
Swami dukh bin se man kaa
Sukh sampati ghar aave
Sukh sampati ghar aave
Kasht mite tan kaa
Om Jai Jagdish Hare

Barangsiapa yang membenamkan dirinya dalam bakti [nan tulus]
Ia akan menuai buah cinta kasihMu
Oh Tuhan, ia menuai buah cinta kasihMu
Melayang di atas awan kebahagiaan
Melayang di atas awan kebahagiaan
Terbebas dari segenap permasalahan duniawi
Terpujilah Tuhan Atas seluruh Jagad

Maat Pitaa tum mere
Sharan padoon main kiski
Swaami sharan padoon main kiski
Tum bin aur na doojaa
Tum bin aur na doojaa
Om Jai Jagdish Hare

Engkau adalah Ayah dan Ibu
Pada kakiMu kumencari kebenaran sejati
Oh Tuhan, pada kakiMu kumencari kebenaran sejati
Tiada yang selain Engkau, wahai Tuhan
Tiada yang selain Engkau, wahai Tuhan
Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad

Tum pooran paramaatam
Tum Antaryaami
Swaami tum antaryaami
Paar Brahm Parameshwar
Paar Brahm Parameshwar
Tum sabke swaami
Om Jai Jagdish Hare

Engkau adalah Kesempurnaan Tertinggi
Engkau Tuhan Yang Maha Kuasa
Oh Tuhan, Engkau Tuhan Yang Maha Kuasa
Nasibku ada di tanganMu
Nasibku ada di tanganMu
Jiwa Terunggul atas segenap ciptaan
Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad

Tum karunaa ke saagar
Tum paalan kartaa
Swaami tum paalan kartaa
Main moorakh khalakhaami
Main sevak tum swaami
Kripaa karo bhartaa
Om Jai Jagdish Hare

Engkau adalah Samudera Belas Kasih
Engkau adalah pelindung murah hati bagi semua makhluk
Oh Tuhan, Engkau adalah pelindung murah hati bagi semua makhluk
Aku adalah pemujaMu yang rendah hati
Aku Adalah pemjuaMu yang rendah hati
Curahkanlah berkah muliaMu
Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad

Tum ho ek agochar
Sab ke praan pati
Swaami sab ke praan pati
Kis vidhi miloon dayame
Kis vidhi miloon kripaame
Tum ko main kumati
Om Jai Jagdish Hare

Engkau adalah mengatasi segenap wawasan [umat manusia]
Tiada berwujud namun sekaligus dapat mewujudkan Diri dalam berbagai perwujudan
Oh Tuhan, [Engkau] tiada berwujud namun sekaligus mampu mewujudkan Diri dalam berbagai perwujudan
Curahkanlah padaku KemuliaanMu
Curahkanlah padaku KemuliaanMu
Bimbinglah aku saat menapaki jalan menuju padaMu
Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad


Deen bandhu dukh harta
Tum rakshaka mere
Swaami tum rakshaka mere
Apne haath uthao
Apni sharani lagaao
Dwaar pada me tere
Om Jai Jagdish Hare

Engkau adalah sahabat bagi mereka yang tak berdaya serta lemah
Penyelamat penuh kebajikan bagi semua makhuk
Wahai Tuhan, [Engkau] adalah penyelamat penuh kebajikan bagi semua makhluk
Ulurkanlah tangan belas kasihMu
Ulurkanlah tangan belas kasihMu
Aku berlindung pada kakiMu
Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad.

Visay vikaar mitaavo
Paap haro Devaa
Swaami paap haro Devaa
Shradhaa bhakti badhaao
Shradhaa bhakti badhaao
Santan ki sevaa
Om Jai Jagdish Hare

Mengatasi segenap hawa nafsu keinginan duniawi
Terbebas dari segenap kesalahan dalam hidup ini
Oh Tuhan, [Engkau] terbebas dari segenap kesalahan dalam hidup ini
Keyakinan serta bakti yang tak terpisahkan
Keyakinan serta bakti yang tak terpisahkan
Dalam pengabdian abadi padaMu
Terpujilah Tuhan Atas Seluruh Jagad


Sabtu, 21 Juni 2014

KENANGAN MASA LALU: MERAYAKAN IMLEK-SUATU PERLAWANAN PASIF

KENANGAN MASA LALU: MERAYAKAN IMLEK-SUATU PERLAWANAN PASIF

Ivan Taniputera
21 Juni 2014




Sore ini, saya bermaksud menuliskan mengenai perayaan Tahun Baru Imlek di zaman Orba berdasarkan pengalaman saya sendiri. Pada masa itu, merayakan Tahun Baru Imlek tidak seperti sekarang. Tahun Baru Imlek bukan hari libur, sehingga siswa harus masuk. Suatu kali guru kelas saya mengatakan bahwa siswa yang membolos saat Tahun Baru Imlek, maka namanya akan dicatat dan dilaporkan. Dilaporkan kepada siapa, saya tidak jelas. Namun yang pasti ada semacam nuansa intimidasi bahwa kami selaku siswa tidak boleh membolos. Apakah itu ada hubungannya dengan kriteria kenaikan kelas? Saya tidak jelas.

Meskipun demikian, guru-guru di sekolah kami melakukan perlawanan pasif terhadap kebijakan tersebut. Lalu bagaimanakah yang dimaksud perlawanan pasif itu? Biasanya saat Tahun Baru Imlek, maka sekolah kami tidak mengadakan pelajaran. Para siswa diizinkan bersantai saja dalam kelas. Mereka boleh juga membawa makanan untuk dimakan bersama-sama dalam kelas. Selanjutnya, jam 10 siang sudah diperkenankan pulang. Jadi, kami tetap bersekolah seperti biasa, tetapi tidak ada pelajaran. Dengan demikian, suasana Imlek tetap terasa, tetapi sesuai dengan instruksi "dari atas" kami tetap bersekolah.


Demikian, sedikit kenangan masa lampau terkait perayaan Tahun Baru Imlek semasa Orde Baru.

OBROLAN SANTAI SIANG HARI: BISNIS RUMAH MAKAN

OBROLAN SANTAI SIANG HARI: BISNIS RUMAH MAKAN

Ivan Taniputera
21 Juni 2014




Ini adalah obrolan santai dengan seorang teman (sebut saja namanya A) beberapa waktu yang lalu. Topik pembicaraan adalah seputar bisnis rumah makan. Ceritanya teman tersebut mempunyai seorang kawan, sebut saja namanya B. B ini ingin membuka bisnis rumah makan.

A: Apakah kamu bisa memasak?
B: Tidak bisa, tetapi aku akan mencari koki yang handal.
A: Hati-hati lho, nanti kalau bisnismu sudah maju, maka ia akan buka sendiri.

Demikianlah B akhirnya menjumpai seorang juru masak bernama C dan membuka sebuah depot. Mulanya usaha tersebut dirintis di rumahnya sendiri yang terletak pada sebuah perumahan. Masakan C memang digemari oleh para penghuni perumahan, sehingga depotnya semakin laris. Kurang lebih dua tahun kemudian, B mendapatkan tawaran dari seseorang yang memiliki tanah di jalan masuk perumahan. Pemilik lahan bermaksud  menyewakan lahannya. Merasa bahwa ini merupakan tawaran menarik karena lokasinya yang strategis, B bermaksud memindahkan lokasi depotnya ke sana.
Setelah berpindah ke sana, Depot B memang mendapatkan lebih banyak pelanggan.

Namun keberuntungan B nampaknya justru memudar karena ia akan menghadapi masalah besar. Benar seperti yang  dikatakan A, C setelah menyadari bahwa masakannya digemari banyak orang, lantas berniat membuka depot sendiri. Kebetulan tidak jauh dari lokasi depot saat itu, terdapat lahan lain yang disewakan. C lantas mendirikan depotnya sendiri. Orang-orang juga sudah tahu bahwa C dahulunya adalah koki di depot B. Mereka lalu beralih ke depot C.

B yang mendapatkan pukulan tersebut, lalu beralih menjual bakso dan soto. Sebagai pengganti C ia mendapatkan seorang lulusan sekolah masak bernama D. Saat itu A berjumpa lagi dengan B.

A:Jadi kamu sekarang sudah mendapatkan koki baru ya?
B: Betul. Dia itu barusan magang di salah satu hotel berbintang, lho.
A: Iya, tapi kalau benar dia hebat dan masakannya enak, pasti sudah direkrut hotel berbintang itu, bukan?

Koki D memang masakannya tidak begitu enak, sehingga Depot B menjadi sepi. Akhirnya, ia melakukan obral besar-besaran: beli bakso dapat bonus rawon dan begitu pula sebaliknya. Karena tidak lagi menghasilkan, maka Depot B akhirnya tutup.

Berdasarkan pengalaman di atas, maka kita dapat menarik pelajaran, yakni dalam menjalankan suatu bisnis, maka kita harus menguasainya. Apabila kita bergantung pada orang lain, maka di situlah letak bahaya yang sebenarnya. Jika orang itu pergi, maka bisnis kita juga akan ikut pergi bersamanya. Jangan melakukan suatu bisnis apabila kita tidak menguasainya.

Demikianlah semoga bermanfaat.

Rabu, 18 Juni 2014

RESEP SEHAT KREASIKU: TUMIS SELADA DAN JAMUR

RESEP SEHAT KREASIKU: TUMIS SELADA DAN JAMUR

Ivan Taniputera
18 Juni 2014




Hari ini sekali-sekali berbagi resep sehat kreasi sendiri, yakni tumis selada dan jamur. Bahan dasarnya cukup mudah:
  • Selada
  • Jamur merang
  • Telur
  • Bawang bombay
  • Saus teriyaki

Bahan-bahan dasarnya hanya itu saja, namun tentu saja kita boleh melakukan improvisasi berdasarkan selera kita. Boleh juga ditambah bahan-bahan lain sesuai kesukaan kita.

Cara memasaknya juga cukup mudah, pertama-tama selada dan jamur dipotong-potong. Bonggol selada dibuang. Potong-potong bawang bombaynya.
Tumis bawang bombaynya, hingga sedikit kekuningan. Jangan sampai terlalu matang, karena kalau terlalu matang rasanya jadi kurang enak.
Lalu masukkan selada dan jamur. Tuangkan saus teriyaki (atau boleh juga saus tiram dan saus lain sesuai selera). Masukkan telur (jumlah sesuai selera). Aduk hingga merata. Boleh tambah lagi saus teriyakinya.

Siap disajikan.

Masakan ini cukup sehat karena kaya serat dan juga mengandung jamur dan telur yang kaya Protein. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat.

Bimbingan belajar di Semarang.


Sabtu, 07 Juni 2014

TEKA TEKI MATEMATIKA: MENENTUKAN UANG LOGAM YANG PALSU DENGAN 3x MENIMBANG

TEKA TEKI MATEMATIKA: MENENTUKAN UANG LOGAM YANG PALSU DENGAN 3x MENIMBANG

Ivan Taniputera
7 Juni 2014



Terdapat 11 mata uang logam, salah satu di antaranya palsu (tentu saja yang palsu beratnya akan lebih ringan). Bagaimana cara menentukan mata uang logam yang palsu tersebut hanya dengan tiga kali menimbang?

JAWAB:

Pisahkan mata uang logam itu menjadi 4-4 dan 3.

Kemungkinan 1: uang logam palsu ada kelompok 4-4 itu.

Timbang dahulu yang 4-4 itu. Jika salah satu lebih ringan, maka bagi menjadi 2-2 dan timbang.
Salah satu di antara kelompok 2-2 itu pasti ada yang ringan.
Lalu di kelompok 2-2 yang ringan itu tinggal menimbang saja 1-1. Dengan demikian, yang palsu akan diketahui dengan tiga kali menimbang.

Kemungkinan 2: uang logam palsu ada di kelompok 3.

Yakni jika penimbangan kelompk 4-4 itu ternyata sama beratnya.
Berarti salah satu di antara kelompok 3 itu ata yang palsu
Timbang dahulu 1-1, jika setimbang, maka yang palsu itu pasti yang tersisa 1 tersebut.
Jika tidak setimbang, maka langsung diketahui mana yang palsu.

Ringkasnya begini.

Kemungkinan 1:

4-4
2-2
1-1

Kemungkinan 2:

1-1=> jika setimbang, yang tersisa adalah palsu.


Bimbingan belajar untuk kota Semarang:

Jumat, 06 Juni 2014

MENYELESAIKAN SOAL FISIKA SMA: KECEPATAN TERMINAL AIR HUJAN

MENYELESAIKAN SOAL FISIKA SMA: KECEPATAN TERMINAL AIR HUJAN

Ivan Taniputera
7 Juni 2014



Soalnya adalah sebagai berikut:

Suatu hari hujan turun dengan derasnya. Apabila diketahui bahwa jari-jari tetesan air hujan adalah 0,2 mm (0,2.10^-3 m), massa jenis udara = 1.29 kg/m^3, massa jenis air = 1.000 kg/m^3. koefisien viskositas udara = 1,8.10^-5 kg/ms, maka hitunglah kecepatan terminalnya.


JAWAB:

Rumus kecepatan terminal adalah:

Vt =(2.r^2.g/9.η).(ρb-ρf)


r = jari-jari benda (m)
g = percepatan gravitasi (m/s^2)
η = koefisien viskositas fluida (Pa.s atau kg/m.s)
ρb = masa jenis benda (kg/m^3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m^3)

Diketahui:

r = 0,2.10^-3 m
g = 10 m/s^2
η = 1,8.10^-5 kg/m.s
ρb = 1000 kg/m^3
ρf = 1,29 kg/m^3

Catatan: Dalam hal ini benda adalah tetesan air hujan, sedang fluidanya adalah udara.

Kita tinggal masukkan saja ke dalam rumus:

Vt = (2. (0,2.10^-3)^2/9.1.8.10^-5)/(1000-1.29)

Vt = 0,5 m/s

Bimbingan belajar untuk Kota Semarang.