Selasa, 23 Desember 2014

HANYA UNTAIAN PERMAINAN KATA

HANYA UNTAIAN PERMAINAN KATA

Ivan Taniputera
22 Desember 2014

Aku tidak mengejar kekayaan namun yang kucari adalah uang sebanyak-banyaknya.
Aku tidak mengejar kemashyuran namun yang kucari adalah dikenal sebanyak mungkin orang.
Aku tidak mengejar kekaguman dari orang lain namun aku berharap agar setiap orang mengagumi apa yang kulakukan.
Aku tidak mengejar kesenangan duniawi namun segala sesuatu di sekelilingku harus mengandung kenikmatan ragawi.
Aku tidak pernah sekalipun berbohong walaupun aku tidak selalu jujur.
Aku tidak pernah sekalipun bersikap sombong, walau aku merasa diriku lebih hebat dari semua orang lain.
Aku tidak mengejar keserakahan namun aku sering mengambil sesuatu jauh melebihi yang kubutuhkan, sehingga orang lain tidak kebagian.
Aku tidak pernah berbuat jahat pada orang lain walau seringkali aku merugikan mereka
Aku tidak pernah marah namun aku akan sangat murka kalau engkau tidak mempercayai yang ini.

Senin, 22 Desember 2014

KISAH PELARANGAN BUKU WAKTU SAYA MASIH SMA: SUKA DUKA PEDAGANG BUKU BEKAS

KISAH PELARANGAN BUKU WAKTU SAYA MASIH SMA: SUKA DUKA PEDAGANG BUKU BEKAS

Ivan Taniputera
22 Desember 2014





Dewasa ini kita menyaksikan fenomena bahwa harga buku-buku yang dahulu sempat dilarang kini harganya membumbung tinggi. Saya menjadi teringat apa yang dahulu pernah saya baca di surat kabar semasa saya masih duduk di bangku SMA, kurang lebih tahun 90-an. Artikel di surat kabar tersebut mengisahkan mengenai suka duka para penjual buku-buku bekas. Mereka mengisahkan bahwa pada masa itu terdapat razia bagi para pedagang buku bekas. Salah seorang di antara mereka mengisahkan bahwa ia pernah dimarahi petugas karena dikatakan menjual buku-buku berisikan ajaran atau ideologi terlarang. Ia mengatakan bahwa ia tidak menguasai bahasa asing, sehingga tidak mengetahui bahwa buku berbahasa asing tersebut berisikan ajaran atau ideologi terlarang. Biasanya buku-buku yang katanya berisi ajaran terlarang tersebut lantas disita.
Seorang teman yang kembali dari luar negeri juga mengatakan bahwa membawa masuk buku berbahasa dan beraksara tertentu juga sulit, padahal buku tersebut tidak berisikan ajaran atau ideologi terlarang. Karena ia seorang pelukis, maka buku yang dibawanya adalah tentang lukisan. Hanya saja karena berbahasa dan beraksara tertentu tersebut, buku-buku itu juga tidak lolos.
Demikianlah kisah pelarangan buku di masa lalu.

Sabtu, 20 Desember 2014

PERNYATAAN SIKAP SEORANG WARGA TIONGHOA TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA: PIDATO IR. LIEM GHIK DJIEN

PERNYATAAN SIKAP SEORANG WARGA TIONGHOA TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA: PIDATO IR. LIEM GHIK DJIEN


Ivan Taniputera
20 Agustus 2014


Berikut ini saya akan tuliskan kembali naskah pidato Ir. Liem Ghik Djien, wakil administratur Pabrik-Gula Mojoagung, Jawa Timur.

Madiun, 27-12-1949

Pidato Ir. Liem Ghik Djien
berkenaan dengan penjerahan
kedaulatan kepada RIS

MERDEKA!

Paduka Tuan2 jang terhormat!
Saudara2ku semua!

Selaku wakil-administrateur dari Pabrik-Gula MODJOAGUNG, demikian djuga selaku wakil dari Suikerssyndikaat, pada hari jang historisch ini, saja merasa perlu mengeluarkan isi hati saja sebagai sambutan terhadap hari tersebut. Sedangkan Sdr. Lie Hoo Soen pidatonja ditudjukan kepada para pembesar2 dan tamu2 lain-lainnja, maka pidato saja chusus saja tudjukan kepada para pegawai P.G. Redjoagung. Terlebih dahulu perlulah saja sebagai pemimpin pabrik Redjoagung menjampaikan rasa terima kasih kami kepada para tamu2 jang telah mengorbankan waktunja jang berharga untuk menghadliri chadjat pabrik jang ta' lain ta; bukan menghormati hari penjerahan kedaulatan ini.
Selandjutnja, agar dapat dimengerti oleh para kaum pekerdja pabrik, perkenankanlah saja mengeluarkan isi hati saja didalam bahasa Djawa.

Para saderek!
Sampun dipun terangaken dening Saderek Lie Hoo Soen maksudipun chadjat punika. Tjekak aosipun, inggih punika tumut mangeti penjerahan kedaulatan saking tangan Landi dateng Republik Indonesia Serikat, ingkang dipun pimpin dening Bangsa Indonesia pijambak. Kadjawi wonten punika ugi, tumut nenuwun dateng Gusti Allah sageda Negeri Indonesia, ingkang sampun ngalami udjian katah sawa awrat, tansah dipun lindungi dening Pandjenenganipun, sahingga ing tembe lantjar pembangunipun. Persatuan kita tansah kokoh, tebih saking rintangan. Amargi saking kokohing persatuan kita anggenipun nglampahaken kewadjiban kita temtu katah hasilipun. Negari Indonesia, ingkang sampun misuwur loh djinawi saged sentosa lan kijat. Punika tjekak aosipun pidatonipun Saderek kita Lie Hoo Soen.

Terjemahan:

Saudara-saudara sekalian!
Telah dijelaskan oleh Saudara Lie Hoo Soen, maksud peringatan ini. Singkatnya, yakni turut memperingati penyerahan kedaulatan dari tangan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, yang dipimpin oleh Bangsa Indonesia sendiri. Selain itu, juga turut memohon kepada Tuhan agar Negara Indonesia, yang telah mengalami banyak ujian berat, dapat dilindungi olehNya, sehingga lancar pembangunannya. Persatuan kita menjadi kuat, dijauhkan dari hambatan. Karena begitu kokohnya persatuan kita dalam menjalankan kewajiban, tentu hasilnya akan banyak. Negara Indonesia, yang telah tersohor akan kemakmurannya dapat hidup sentausa dan kuat. Demikianlah secara singkat isi pidato Saudara kita Lie Hoo Soen.


Sapunika Negari kita sampun merdeka. Awrat tanggel-djawat kita wiwit dinten punika. Revolutie sampun gantos dados evolutioe. Kalawan sakedik, ananging teratur, kita mbangun Negari kita. Sagedipun kita ambangun kalawan sae, manawi bangsa Indonesia saha warga Indonesia sanesipun insjaf lan mangertos saestu kewadjibanipun. Kita kedah aningalaken dateng Dunia Luar, manawi kita saged ngopeni kamerdekaan! Punika anggadahi teges, manawi kita saged ndjagi pijambak keamananipun Negari kita. Amargi keamanan, sadaja lumampah teratur! Sumber2 kangge ambangun katah. Ananging punapa sumber-sumber punika saged kita ginakaken kangge mbangun Negari, manawi kita kaum pekerdja taksih nggadahi djiwa-koloniaal? Ingkang dipun wastani djiwa koloniaal inggih punika, kirang akalipun utawi iniatiatievipun, njambut damel sapurun-purunipun, boten teratur.

Terjemahan:

Sekarang negara kita sudah merdeka. Berat tanggung jawab kita semenjak hari itu. Revolusi telah diganti menjadi evolusi. Meskipun sedikit, tetapi teratur, kita membangun negara kita. Kita akan sanggup membangun dengan baik, jika bangsa Indonesia dan warga Indonesia lainnya insyaf dan memahami kewajibannya dengan benar. Kita harus memperhatikan Dunia Luar, jika kita sanggup memelihara kemerdekaan! Itu mengandung ketegasan bahwa kita sanggup menjaga sendiri kemanan negeri kita. Karena adanya keamananlah, segalanya berjalan teratur! Sumber-sumber daya untuk membangun banyak jumlahnya. Namun apakah sumber-sumber tersebut dapat kita gunakan membangun negara, jika kita kaum pekerja masih mempunyai jiwa kolonial? Yang disebut jiwa kolonial yaitu kurang akal atau inisiatifnya, bekerja seenaknya sendiri, tidak teratur.


Salebetipun perdjoangan kamerdekaan tentara kita T.N.I kalijan pemuda-pemudanipun anggenipun nglabuhi Negari ngantos djiwanipun dipun korbanaken! Berkat korban2 punika kita merdika. Sapunika gantos kaum pekerdja ingkang ambanting tulang, tjantjut tali-wanda kangge pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, sampun njontoni, kados pundi anglampahaken pedamelan kita miturut kekeluargaan. Kosok wangsulipun, kula suwun, sageda sampejan sedaja mangertos tudjuan kita. Manawi wonten ingkang dados pitaken nan perkawis padamelan, penghargaan utawi sanes-sanesipun sageda nglahiraken  dateng pemimpinipun, ingkang dipun anggep kados bapak sampejan sadaja.

Terjemahan:

Memasuki masa perjuangan kemerdekaan, tentara kita T.N.I bersama para pemuda dalam membela negara hingga mengorbankan jiwanya! Berkat korban-korban tersebut kita merdeka. Semenjak saat itu, giliran kaum pekerja yang membanting tulang, bekerja keras bagi pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, telah memberi contoh, bagaimana menjalankan pekerjaan berdasarkan kekeluargaaan. Sebagai balasannya, saya meminta agar kalian semua dapat memahami tujuan kita. Apabila ada yang menjadi pertanyaan dan masalah dalam pekerjaan, penghargaan atau lainnya dapatlah menyampaikannya pada para pimpinan, yang dapat dianggap sebagai ayah kalian semua.

Salebetipun minggu punika ing ngriki nembe kedadosan ingkang njedihaken.
Makaten punika sageda sampun ngantos kedadosan malih, amargi sikap para pekerdja ingkang makaten wau nglingsemaken, njata manawi para sederek dereng mangertos kewadjibanipun sebagai pegawai Negara ingkang merdika. Ing mangira kita tansah ngatingalaken goodwill utawi pikadjeng ingkang sahe!
Manawi makaten  saladjengipun, kedah para saderek mangertos akibatipun!

1. Pabrik mboten saged mlampah. Kabetahan ra'jat boten saged dipun tjekapi.
2.Kawontenanipun ekonomis keluarga para pekerdja kotjar-katjir.
3. Dunia luar anggudjeng, amargi dipun reh dening bangsanipun pijambak, ekonomis lumpuh, amargi pemogokan.

Terjemahan:

Memasuki minggu ini baru saja terjadi hal menyedihkan.
Hal itu dapat terjadi kembali, karena sikap para pekerja yang lalai, secara nyata menunjukkan bahwa saudara sekalian belum memahami kewajibannya sebagai pegawai negara yang merdeka. Oleh karenanya, kita perlu memperlihatkan goodwill atau niat yang baik! Apabila seperti itu terus menerus, saudara-saudara sekalian akan memahami akibatnya!

1.Pabrik tidak dapat berjalan. Kebutuhan rakyat tidak sanggup dicukupi.
2. Kebutuhan ekonomi keluarga para pekerja akan morat marit.
3.Dunia luar akan menggunjingkan karena dicelakai oleh bangsanya sendiri, ekonomi menjadi lumpuh, karena pemogokan.

Ingkang punika kersaha para saderek menggalih. Sampun ngantos dening hawa nafsunipun pijambak saha kapikat dening asutan ingkang boten maton, sahingga para saderek lan nagari dados korban!
Sageda para saderek ambedakaken antawisipun ingkang sehat, saha ingkang boten!
Kita boten bade mbaguguk nguta waton, manawi punapa ingkang dipun pikadjengaken para saderek maton, amargi kita salebetipun kamerdekaan ngatur sadaja-sadajanipun miturut kakeluargaan. Sang Bapak boten bade damel tjilakanipun anak-anakipun.
Ingkang punika, para saderek kersaha ngrenungaken, kersaha manggalih ingkang lebet, sebagai pekerdja utawi berah, nglampahaken kewadjinipun sebagai:

1. Pembangun Negara
2. Bapak keluarga

Terjemahan:

Oleh karenanya, harap saudara-saudara bersedia menerimanya. Karena hawa nafsunya sendiri terpikat oleh hasutan yang tidak patut, sehingga saudara-saudara dan negara yang menjadi korban!
Harap saudara-saudara sekalian membedakan antara yang sehat dan tidak!
Kita tidak akan bersikeras tidak memperkenankan, apabila yang diharapkan saudara-saudara sekalian itu sesuatu yang patut, karena setelah memasuki kemerdekaan kita mengatur seluruhnya berdasarkan kekeluargaan. Sang Bapak tidak akan mencelakai anak-anaknya.
Oleh karenanya, saudara-saudara sekalian harap bersedia merenungkan, harap bersedia menerima yang masuk akal, sebagai pekerja atau buruh, menjalankan kewajibannya sebagai:

1. Pembangun negara
2.Bapak keluarga

Sageda para pekerdja Pabrik Redjoagung, sebagai petjinta bangsa, nglampahaken kewadjibanipun miturut rail ingkang lurus, sehingga saged dipun pameraken dateng sanes-sanesanipun minangka tjonto. Punika ingkang dados idam-idamanipun kita sebagai pemimpin, sebagai Bapakipun para saderek sadaja. Minangka penutup kula adjengaken andjuran punika:

Terjemahan:

Para pekerja Pabrik Rejoagung agar bersedia, sebagai pecinta bangsa, menjalankan kewajibannya menurut rel yang lurus, sehingga dapat diperlihatkan kepada yang lain-lainnya sebagai teladan. Demikianlah yang menjadi harapan kami sebagai pemimpin, sebagai Bapak saudara-saudara sekalian. Sebagai penutup saya akan utarakan anjuran tersebut:

Bangun, bangun, bangun!
Marilah kita menjusun,
Tenaga pekerdja segiat-giatnja
Bagi kesedjahteraan Indonesia-Merdeka.
Apakah kehendak Ibu Pertiwi?
Ta' lain ta' bukan, dengan diciplin berbakti.
Ribuan telah mendjadi korban.
Didalam perdjoangan kemerdekaan.
Para pekerdja berdosa,
Djika ta' merobah sikap dan djiwa.
Tunduk pada asutan jang ta' sehat,
Ta' mempedulikan, Negara harus madju pesat.


Kembali lagi kepada bahgasa Indonesia dengan sjair ini, maka sekali lagi, saja harap-harapkan, dapatnja pertemuan peringatan penjerahan kedaulatan pada hari ini, memberi djiwa baru kepada kita semua. Djiwa jang djauh dari pengaruh pendjadjahan, djiwa jang menudju sehatnja Negara Indonesia, jang ibaratnja djabang baji jang baru lahir, hilang dari sawan-sawannja, mendjelma kemudian mendjadi pemuda gagah perkasa.

Sekianlah

Liem Ghik Djien

Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/

Jumat, 05 Desember 2014

MENGAPA KUCING INI SELALU BERUNTUNG DAN MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN?

MENGAPA KUCING INI SELALU BERUNTUNG DAN MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN?


Ivan Taniputera
6 Desember 2014



 .
Selamat siang, para pembaca sekalian di mana pun berada. Saya menemukan gambar patung kucing yang lucu ini. Konon bagi yang meyakininya patung kucing ini dapat mendatangkan keberuntungan. Karena kucing ini dipercayai dapat mendatangkan keberuntungan, maka tentu saja kucing ini secara logika juga harus selalu beruntung, bukan? Jika tidak beruntung, bagaimana ia dapat mendatangkan keberuntungan?
Pada hari Sabtu ini marilah kita merenungkan, mengapa kucing ini selalu beruntung dan dapat mendatangkan keberuntungan bagi mereka yang ada di sekitarnya?


Penyebab utama, mengapa kucing itu selalu beruntung dan mendatangkan keberuntungan adalah karena ia selalu tersenyum. Sang Keberuntungan suka pada senyuman. Sang Keberuntungan tidak suka pada mereka yang berwajah cemberut atau menatap dengan kebencian. Sang Keberuntungan tentu akan berkata pada dirinya sendiri, "Ah, lihat orang itu cemberut wajahnya dan matanya penuh kebencian. Tentu ia juga tidak suka pada saya. Jadi saya tidak usah datang padanya. Lihat orang itu wajahnya berbahagia dan selalu tersenyum. Tentu ia berbahagia melihat saya dan tersenyum padaku. Ia menyukaiku, jadi biarlah saya datang padanya." Jelas sekali bahwa Keberuntungan hanya mau hadir pada mereka yang tersenyum. Demikianlah penyebab utama mengapa kucing itu selalu beruntung.

Selanjutnya kita menyaksikan bahwa patung kucing itu membawa kertas bertuliskan Ruyi (如意), yang artinya adalah "Terjadi sesuai kehendak." Kucing tersebut selalu optimis bahwa visi dan misinya pasti akan tercapai. Ia tidak akan mudah putus asa dan terjerumus ke dalam pesimisme. Selain itu, ia juga berharap agar orang lain juga tercapai kehendaknya. Tentu saja, kehendak di sini adalah kehendak yang baik dan wajar. Setiap orang ingin bahagia dalam artian sejahtera lahir dan batin. Oleh karena itu, ia senantiasa berharap agar "semua makhluk dalam keadaan sejahtera." Demikanlah penyebab kedua, mengapa kucing itu selalu beruntung.

Patung kucing itu juga membawa patung kucing kecil lain yang bertuliskan Cai (財). Artinya adalah "rejeki." Rejeki di sini bukan hanya untuk sang kucing sendiri saja. Ia bersedia berbagi rejeki. Sambil berbagi pun ia masih tetap tersenyum. Oleh karenanya, patung kucing tersebut hendak mengajarkan bahwa beramal juga merupakan sumber keberuntungan. Beramal jangan dilihat dari jumlahnya, namun dari kerelaan hati. Anda hanya rela menyumbang seratus Rupiah, tidak masalah. Dua ratus rupiah? Tidak juga masalah. Berapa saja yang penting dengan kerelaan hati.

Keempat senyuman sang kucing juga dimaksudkan karena ia turut bersuka cita atas segenap kebaikan hati yang dilakukan orang lain. Itulah karenanya ia selalu tersenyum. Meskipun kebaikan hati itu bukan kita yang melakukan sendiri, namun kita tetap dapat berbahagia karenanya. Ada orang yang iri hati atau memendam kedengkian atas kebaikan hati yang dilakukan orang lain. Tentu saja ini adalah sumber ketidak-beruntungan. Dengan berbahagia atas kebaikan atau kemurahan hati yang dilakukan orang lain, maka kita juga turut menuai keberuntungan bagi diri sendiri dan orang lain.

Yang kelima dan terakhir, patung kucing tersebut membawa botol yang terbuat dari labu. Konon itu adalah botol labu wasiat yang dapat menampung seluruh alam semesta. Oleh karena itu, kita juga harus siap menampung segenap wawasan. Jangan berpandangan sempit. Pandangan sempit justru akan mengusir segenap keberuntungan. Pandangan atau wawasan kita adalah ibaratnya pintu masuk bagi Keberuntungan. Jika pintunya terlalu sempit, maka Sang Keberuntungan akan enggan masuk.

Sudahkah kita tersenyum hari ini?

Semoga bermanfaat.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Fengshui, Astrologi, Bazi, Ziweidoushu, petuah kehidupan, metafisika, dan lain-lain silakan kunjungi: