APAKAH DUNIA DALAM CENGKERAMAN ELIT GLOBAL?
.
Ivan Taniputera.
8 Mei 2018.
.
.
Sore
ini saya bertanya-tanya, tema apa lagi yang perlu saya tulis? Tiba-tiba
dalam hati saya terdengar suatu suara, “Tulislah mengenai elit global.”
Sejujurnya, sampai saat ini saya tidak memandang pembahasan mengenai
keberadaan suatu elit global yang mencengkeram dunia sebagai hal yang
serius. Apalagi mengenai teori konspirasi. Saya biasanya memandang
hal-hal tersebut sebagai topik hiburan saja. Saya lebih berpegang pada
paparan dan kajian ilmiah yang dianut kalangan akademisi. Sebagai
penggemar sejarah dan politik, saya biasanya berpegang pada kajian arus
utama (main stream). Namun kali ini tiba-tiba berbagai ide mengalir begitu saja dalam pikiran saya.
.
Tiba-tiba
terlintas di benak saya bahwa elit global itu mungkin dan memang ada
dalam sejarah. Kita tidak perlu beralih pada sejarah alternatif atau
teori konspirasi untuk mengetahui keberadaannya. Sepanjang sejarah,
telah ada “elit-elit global” yang berupaya mengarahkan jalannya sejarah.
Hal ini dicatat pada buku-buku dan karya sejarah yang sudah diterima
umum. Marilah kita kembali ke Eropa menjelang Perang Dunia I
(1914-1918). Ketika itu, dunia dikendalikan oleh negara-negara Eropa
yang mempunyai banyak wilayah jajahan. Sebagai contoh, adalah Inggris,
Perancis, Jerman, Austria Hungaria, dan Rusia. Mereka inilah yang dapat
disebut sebagai “elit-elit global” pada zaman itu. Mereka telah berupaya
mengatur dan mengendalikan wilayah-wilayah kekuasaannya di berbagai
belahan dunia. Dunia diatur oleh segelintir orang saja. Hal-hal ini
sudah dibahas pada banyak buku sejarah yang telah umum diterima
kebenarannya.
.
Apakah
elit-elit global ini bisa berperang satu sama lain? Jawabnya adalah
bisa. Selama terdapat perbedaan kepentingan, perang antar elit global
mungkin saja pecah. Buktinya adalah Perang Dunia I (1914-1918). Rusia
turun membantu Serbia untuk mengamankan pengaruhnya di Balkan. Segera
saja, sekutu masing-masing negara yang terlibat perang turun pula dalam
kancah peperangan. Api peperangan berkecamuk dengan dashyatnya di Eropa.
Perang Dunia I dilanjutkan dengan Perang Dunia II. Elit global kali ini
terbagi menjadi dua kubu; yakni kubu Poros; yang terdiri dari Jerman,
Italia, dan Jepang, melawan kubu Sekutu; yang dimotori oleh Inggris,
Perancis, Amerika Serikat, dan Rusia. Sejarah mencatat kekalahan Kubu
Poros.
.
Dari
abu sisa Perang Dunia II muncul apa yang dinamakan Perang Dingin.
Muncul kembali dua kubu di sini; yakni blok Barat yang dimotori Amerika
Serikat, melawan blok Timur yang dikomandoi Rusia. Mereka melancarkan proxy war
(perang yang tidak dilancarkan di negaranya sendiri) dan turut serta
dalam percaturan politik negara-negara lain. Dengan demikian, elit-elit
global pada masa Perang Dingin adalah para petinggi Amerika Serikat dan
Rusia. Merekalah yang bermain dalam percaturan politik dunia.
.
Apa
yang baru saja saya tulis di atas merupakan sejarah resmi yang sudah
menjadi pengetahuan umum; jadi bukan merupakan sesuatu yang misterius.
Berdasarkan hal itu kita dapat menyimpulkan bahwa elit-elit global itu
memang ada. Hanya saja elit-elit itu bisa saja berganti-ganti sepanjang
zaman. Tokohnya juga sudah pasti berganti-ganti.
.
Berdasarkan
apa yang sudah dipaparkan di atas, maka elit-elit global itu merupakan
pemimpin negara-negara yang kuat pada suatu masa. Logikanya, tentu saja
karena punya kekuatan mereka akan sanggup melebarkan pengaruh di dunia
ini. Elit-elit global itu bisa saja merupakan para pemilik modal
terbesar di dunia. Uang tak pelak lagi merupakan daya penggerak yang
dashyat. Dengan uang, mereka dapat turut mengatur dunia ini. Kita tidak
perlu jauh-jauh dalam membuktikan kebenaran pernyataan ini. Sebenarnya,
di mana pun juga terdapat tak terhitung “elit global kecil” atau sebut
saja “elit lokal.” Sebagai contoh, Anda adalah orang yang paling kaya
di kampung halaman Anda. Tentunya Anda akan mempunyai pengaruh dalam
berbagai peristiwa yang terjadi di kampung halaman Anda. Intinya, orang
yang mempunyai kelebihan dari sisi keuangan, sudah pasti patut
diperhitungkan dan ia mempunyai peluang besar dalam mengarahkan berbagai
peristiwa di lingkungan sekitarnya. Demikianlah yang terjadi dalam
skala kecil dan terlebih lagi dalam tataran dunia.
.
Berdasarkan
kenyataan di atas, kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa
elit-elit global itu ada. Di antara sekian milyar penduduk bumi ini,
berapa gelintir yang menguasai keuangan dunia? Silakan Anda renungkan
sendiri. Bukankah mereka orang yang sangat berpengaruh?
.
Para
elit global ini tentu saja terutama hanya mengupayakan kepentingan
mereka semata. Ini tentu saja merupakan sesuatu yang wajar. Bila Anda
seorang “elit global kecil” atau “elit lokal” bukankah Anda juga
berupaya mengamankan kepentingan Anda? Apa yang disebut kepentingan itu
tidak jarang berbenturan dengan kepentingan pihak atau orang lain.
Dengan demikian, bisa saja terjadi perang kepentingan. Tentu saja,
mereka yang mempunyai sumber daya besar akan sanggup menggunakan
berbagai cara agar kepentingan mereka yang menang. Mereka dapat
memperalat orang lain untuk mencapai tujuannya, baik disadari atau
tidak. Sumber daya yang lebih besar membuat Anda sanggup menerapkan
lebih banyak strategi atau taktik. Tujuannya adalah kemenangan Anda.
Tentu saja korban dari pihak lawan tidak dapat dihindari. Itulah
sebabnya, kemenangan itu memerlukan korban. Hingga sejauh ini, Anda
dapat mengikuti logikanya, bukan? Sangat sederhana dan tidak ada yang
rumit. Sampai di sini saya hendak mengatakan bahwa teori konspirasi itu
mungkin ada sebagai bagian dari rencana atau strategi. Kendati demikian,
kita jangan terlalu berlebihan, yakni mengaitkan segala sesuatu dengan
teori konspirasi. Selama belum ada bukti yang sahih, maka kita lebih
baik diam saja.
.
Kita
kembali pada bahasan tentang elit global. Telah diungkapkan di atas
bahwa elit-elit global itu hampir pasti akan membela kepentingannya
terlebih dahulu. Nampaknya hampir mustahil bahwa mereka akan membela
kepentingan Anda. Anda bukan kerabat dan saudara mereka; kenal pun
tidak, lalu untuk apa mereka membela kepentigan Anda? Bahkan mungkin
sekali Anda justru diperalat oleh mereka guna mencapai tujuannya, baik
disadari maupun tidak. Mungkin Anda tidak menyadarinya dan merasakan
keuntungan sesaat. Anda mungkin tidak sadar bahwa negara Anda sedang
diacak-acak oleh mereka. Namun ingat tujuan akhir mereka belum tentu
kepentingan Anda. Sekali lagi yang patut diingat, mereka hanya membela
kepentingannya sendiri. Bila suatu saat kepentingan mereka berbenturan
dengan kepentingan Anda, maka Anda pun akan dilibas oleh mereka.
.
Apakah
Anda bersedia diperalat oleh para elit global atau tidak, pilihan
sepenuhnya berada di tangan Anda. Namun untuk mencegah agar Anda tidak
diperalat oleh mereka maka kuncinya adalah “kesadaran” dan
“kewaspadaan.” Selalu tanyakan hal-hal sebagai berikut, “Apakah hal ini
bermanfaat bagi diriku? Apakah hal ini bermanfaat bagi semua orang tanpa
membeda-bedakan?” Jadi, kuncinya adalah kemanusiaan (humanity). Anda
menjadi tidak mudah dihasut. Ibaratnya seperti pohon yang kokoh dengan
akar kuat, sehingga tidak mudah digoyahkan angin. Tetapi hal ini juga
tidak menjamin 100 persen bahwa kita tidak akan diperalat oleh elit
global. Seringkali caranya dalam memperalat kita adalah begitu halusnya,
sehingga hampir mustahil bagi kita menyadarinya. Bahkan mungkin saat
ini pun saya sedang diperalat tanpa saya sadari. Namun kalau saya
diperalat untuk melakukan sesuatu yang mendukung kemanusiaan (humanity), maka saya justru akan menyokongnya dengan sepenuh hati.
.
Tidak
ada gunanya melawan elit global. Mereka mempunyai sumber daya yang jauh
lebih melimpah. Saya tidak mengajak Anda melawan elit global. Mungkin
ada yang membantah dan mengatakan bahwa bila bersatu kita dapat melawan
mereka. Ya, barangkali itu benar. Namun bagaimana cara mempersatukan
“kita”? Dahulu waktu kita masih duduk di bangku sekolah, mempersatukan
satu kelas yang terdiri dari 30 orang saja susah, apalagi hendak
menyatukan “kita” yang jumlahnya entah berapa. Daripada berbicara yang
muluk-muluk lebih baik dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
Setujukah Anda?
Iya.
BalasHapus