Selasa, 07 April 2015

BELALANG SAMA BELALANG

BELALANG SAMA BELALANG

Ivan Taniputera
7 April 2015

Inilah kisah dari negeri belalang
tak pernah tenang
para belalang sana sini beterbang terbang
tak bisa akur saling serang

Belalang sesama belalang bangkit perang
Tak mau rukun selalu mengasah parang
Musuhnya adalah sesama belalang
Belalang benci sesama belalang


Tak mau berhenti saling berang
Ada kesempatan selalu adu pedang
Permusuhan antar belalang tak pernah kurang
Saling hajar saling hadang


Astaga sungguh tak dirancang rancang
Burung pemakan belalang berdiri senang
Menatap para belalang dengan girang
Jantung sampai berdegup kencang

Para belalang tak sadar ada mengintai datang
Bahaya sudah pasti akan menjelang
Tetapi mereka malah sibuk saling menantang
Tidak peduli nasib sudah petang

Lalu terkapar para belalang
Luka luka sambil mengerang-erang
Yang mati tiada terbilang
Aduh sekarang siapa yang senang

Burung pemakan belakang terbang melayang
Disambar yang sudah lemah di pematang
Belalang menjadi mangsa burung tiada terbilang
Karena bermusuhan dengan sesama maka jiwa hilang

Wahai sahabatku tersayang
Janganlah dikau tiru para belalang
Dengan sesama harus saling kasih sayang
Janganlah mau diri sendiri menang

Musuh itu selalu membayang
Kalau dengan sesama kau berperang
Sudah tentu musuh bakal girang bukan kepalang
Mending kau bersatu padu lengket bagai jenang.

Minggu, 29 Maret 2015

UN: KISAH SABUN DAN LANUN

UN: KISAH SABUN DAN LANUN
.
Ivan Taniputera
30 Maret 2015
.


Gudang sabun tua dekat stasiun
Penjaga gudang si pak tua duduk termanyun-manyun
Di kota tua sepi tiada berpenghuni hanya pak tua yang ada satupun
Tahun demi tahun pak tua jagai sabun bersusun-susun
hanya duduk sambil tertegun-tegun
Pada suatu hari suatu bulan suatu tahun
Kapal para lanun labuh di kota tua berduyun-duyun
Para lanun di kapal turun berayun-ayun
Kota tua sepi apa mau dilanun?
Hanya gudang sabun tua berdiri tertegun
Daripada tiada yang dilanun
Lumayan juga dapat sabun berapapun
Siapa tahu dijual bisa dapat uang serumpun
Lanun dekati gudang sabun cabut pedang tanpa ampun
Pak tua tiada mau menyerah bagaimanapun
Ambil senapan tua dalam lemari lama terhimpun
Bidik lanun suaranya "pun..pun...pun...pun...pun."
Pun....pun....pun....pun...pun.
Para lanun jatuh kaget tertegun-tegun
Pak tua masih handal main senjata meski sudah lanjut usia begitu pun
Lanun lari kembali ke kapal kapok tidak berani lagi melanun
Terselamatkanlah gudang sabun
Dan pak tua kembali duduk melamun.


Catatan: lanun = bajak laut atau perompak.

Sabtu, 28 Maret 2015

KATA-KATA ANGIN

KATA-KATA ANGIN

Ivan Taniputera
28 Maret 2015


Angin berdesir
Menabur alam kata-kata
Senandung debu dan pasir
Mengalun terbata-bata

Angin mengalir
Di tengah-tengah senja lembayung
Menari dari hulu ke hilir
Menghalau mendung

Angin bergulir
Menyampaikan suara lembut
Membelai sejuk semilir
Air mengalir hanyut

Angin hadir di tengah relung senja
Sampaikan pesona sejuk jiwa
Disambut para lebah pekerja
Yang beriringan di rawa-rawa

Angin menerpa kepala
Kupu-kupu sedang bercengkerama
Di atas puncak nyiur kelapa
Melambai begitu lama.

Angin akan selalu berkelana
Setiap hari demi hari
Esok kan senantiasa kembali
Bawa cerita dan kabar baru

Sabtu, 07 Februari 2015

MANTRA PENOLAK SPAM

MANTRA PENOLAK SPAM

Ivan Taniputera.
6 Februari 2015


Spam datang dengan sengaja
Maupun tak sengaja
Semoga semuanya tanpa beda
Menyingkir jauh sirna

Spam nan tiba dengan sengaja
Dari pengirim tiada tahu malu
Semoga pengirimnya sadar segera
Tindakannya biadab mengesalkan jiwa

Spam tindakan tercela
Dari selatan barat timur utara
Semoga cela itu berbalik segera
Pada pengirim nan durjana

Spam melalui SMS atau surat elektronik
Semua mengesalkan hati
Semoga bagai jazad renik
Selekas mungkin terhenti sama sekali

Dengan kekuatan kebenaran
Aku tolak SPAM pembuat onar
Ganggu diri dan ketentraman
Semoga pengirimnya bertobat benar

Dengan kekuatan cinta kasih
Marilah kita tolak SPAM kejam
Kembangkan hati bersih
Semoga si pengirim berbalik muram

Jauh jauh jauh SPAM pengganggu
Merasuk tiba-tiba bagai hantu
Datang tak ditunggu
Diusir saja dengan dilempar garpu

Pengirim tak tahu malu
Apakah pernah nikmati bangku sekolah
Kalau pernah sudahlah tentu
Tidak kirim SPAM pembuat ulah

Terjadilah
SPAM musnah
Terjadilah
SPAM tidak lagi berulah

Kunci pengirimnya
Hingga tiada berkutik
Lalu diberi pelajaran sempurna
Sambil dikitik-kitik

Dikitik-kitik kitik-kitik
Sampai mengkirik
Wahai pengirim SPAM tiada bermalu
Sadarlah dunia ini bukan hanya punyamu

Wahai saudaraku terkasih mari kita ciptakan dunia bebas SPAM

Selasa, 03 Februari 2015

DI SINI DAN SEKARANG

DI SINI DAN SEKARANG

Ivan Taniputera.
3 Februari 2015

Apakah nama tempat ini?
Engkau tak perlu memberinya nama
Cukup sebut ia
Dengan "di sini."

Waktu apakah saat ini?
Tak perlu engkau susah membilang
Cukup sebut ia
Dengan "sekarang."

Apakah nama tempat dan saat
Di mana engkau tak dapat meninggalkannya
Tak lain dan tak bukan wahai sobat
Adalah "Di sini" dan "Sekarang: adanya

Kapan dan dimanapun adanya engkau
Maka itu sudahlah pasti
"Sekarang" dan "Di sini" sudah tentu begitu
Untuk apa engkau bingung sendiri?

Mustahil engkau meninggalkan "Sekarang."
Tiada mungkin pula engkau meninggalkan "Di sini."
"Sekarang" akan ikuti engkau tiada hengkang
Begitu pula engkau lekat dengan "Di sini."

Menyadari "Di sini" dan "Sekarang."
Itulah artinya Sadar Diri
Tiada lagi masa lalu yang terhilang
Atau Masa depan bagai mimpi.

Para sahabat marilah kita hidup "Di sini" dan "Sekarang" juga, karena itu hanyalah satu-satunya yang dapat kau lakukan.

Senin, 02 Februari 2015

KRITIKAN TERHADAP KALIMAT-KALIMAT BIJAK

KRITIKAN TERHADAP KALIMAT-KALIMAT BIJAK 

.
Ivan Taniputera
1 Februari 2015
.

Saya kebetulan baru saja membaca artikel mengenai kalimat-kalimat bijak yang berisikan nasihat kehidupan. Sepintas kalimat-kalimat tersebut nampak bagus, namun jika kita cermati lebih lanjut, ternyata isinya terdapat hal-hal yang patut dikritik. Saya akan mencoba mengkritik beberapa di antaranya.

Salah satu kalimat menyatakan bahwa percuma bagi kita menjalin suatu persahabatan, apabila kita tidak hidup rukun dengan saudara kita. Sepintas memang kalimat di atas nampak "bijak, namun saya punya pendapat lain. Jika kita cermati, maka menjalin persahabatan dan hidup rukun dengan saudara itu adalah dua hal yang berbeda. Saya berpendapat bahwa kedua-duanya sama-sama penting. Meskipun kita tidak hidup rukun dengan saudara kita, apakah lalu kita tidak perlu menjalin persahabatan dengan orang lain? Apakah jika kita tidak rukun dengan saudara, maka kita harus hidup acuh tak acuh atau bermusuhan dengan orang lain? Tentu saja itu adalah logika yang kurang tepat jikalau kita tidak hendak mengatakan keliru sepenuhnya. Kendati seseorang, tidak atau belum dapat hidup rukun dengan saudaranya sendiri, maka tetaplah berguna baginya menjalin persahabatan dengan orang lain. Menjalin persahabatan pun adalah suatu  bentuk kebajikan. Terlepas dari seseorang hidup rukun atau tidak dengan saudaranya adalah tetap bermanfaat baginya hidup bersahabat dengan sesama manusia.  Menjalin persahabatan tidaklah percuma. Tentu saja yang terbaik adalah menjalin persahabatan dengan orang baik dan bijaksana. Bahkan mungkin melalui bersahabat dengan orang bijaksana justru akan menjadikan kita tertular kebijaksanaannya dan memampukan kita hidup rukun dengan saudara-saudara kita.

Kalimat berikutnya menyatakan percuma bagi seseorang bersekolah, apabila perilakunya tidak mencerminkan tata krama. Ini adalah logika atau pandangan yang menurut hemat saya sangat keliru. Sekolah atau pendidikan itu seharusnya dapat diakses oleh semua orang tanpa terkecuali. Apakah jikalau seseorang tidak bertata krama maka ia tidak boleh bersekolah? Apakah jikalau seseorang tidak bertata krama, maka apakah ia hendaknya dibiarkan tidak bersekolah? Untuk menjadikan seseorang bertata krama, maka itu bukan hanya tanggung jawab sekolah semata. Seseorang menjadi bertata krama juga karena hasil didikan orang tua dan masyarakat, bukan hanya beban tanggung jawab sekolah semata. Apakah lantas kita boleh mengatakan, percuma seseorang mempunyai masyarakat dan orang tua bila ia tidak bertata krama? Dengan demikian, pandangan "bijak" di atas nampaknya kurang tepat. Bersekolah dan tata krama adalah dua hal yang berbeda. Tiada yang percuma dengan sekolah. Setidaknya kita masih mendapatkan bekal ilmu atau wawasan yang sekiranya bermanfaat bagi kehidupan kita (tentunya bagi yang bersedia memanfaatkannya).
Kritikan selanjutnya bagi kalimat di atas adalah, tata krama merupakan sesuatu yang sangat relatif dan subyektif. Apa yang dianggap bertata krama oleh suatu bangsa, maka bisa jadi tidak demikian pada bangsa atau masyarakat lain. Jadi seseorang bisa dianggap bertata krama oleh suatu masyarakat namun tidak oleh bangsa atau masyarakat lain. Tata krama juga merupakan sesuatu yang bisa saja berubah seiring berlalunya waktu.
Namun saya tidak mengatatakan bertata krama tidaklah penting. Saya tetap menganjurkan agar kita semua menjalankan tata krama sesuai dengan masyarakat tempat kita hidup. Di situ bumi dipijak di sana langit dijunjung.


Kalimab berikutnya menyatakan percuma bagi seseorang menjadi terpelajar, apabila berperilaku angkuh atau sombong. Antara perilaku sombong/ angkuh dan sikap terpelajar tidak ada korelasinya. Sebelumnya agar tidak terjadi perdebatan yang tidak perlu, maka saya jelaskan dahulu bahwa "terpelajar" artinya mempunyai pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya. Seseorang dikatakan "terpelajar" dalam ilmu teknik mesin, jikalau ia mempunyai pengetahuan-pengetahuan memadai yang dapat menunjang pekerjaannya sebagai seorang insinyur permesinan. Selama ia mempunyai pengetahuan-pengetahuan tersebut, maka ia akan sanggup melakukan pekerjaannya sebagai seorang insinyur mesin, entah ia berperilaku sombong atau tidak.  Tetapi sebagai seorang insinyur kita hendaknya tetap terbuka menerima pengetahuan-pengetahuan baru, karena pengetahuan yang disebut memadai pun akan terus berkembang. Teknik itu tidaklah statis namun dinamis.

Selanjutnya percuma kepintaran seseorang apabila ia bertindak seenaknya. Bertindak seenaknya itu maksudnya bagaimana? Kekurang-tepatan dari kalimat ini segera tampak nyata. Orang pintar jelas tidak bertindak seenaknya. Sebagai contoh, orang yang pintar teknik mesin, jelas tidak akan bertindak seenaknya sendiri, karena ia mengetahui bahwa terdapat kaidah-kaidah atau standar dalam bidang teknik mesin yang perlu dipatuhi. Kalau masih bertindak seenaknya, maka ia jelas "tidak pintar," karena belum menyadari bahwa tindakan tersebut justru akan menghambat pekerjaannya. Misalnya ia merancang mesin dengan ukuran tidak standar, maka itu akan merepotkannya dalam memilih suku-suku cadang pendukungnya.

Kemudian, percuma memohon dengan terus menerus, apabila waktunya belum tiba. Mungkin yang dimaksud adalah memohon agar keinginan kita tercapai. Kalimat "bijak" ini jelas sangat tidak tepat karena keinginan tercapai bukan dengan memohon. Agar kenyang kita harus berusaha (dengan makan) bukan hanya semata-mata memohon agar perut kita kenyang. Kalau ingin kaya atau punya uang kita harus bekerja bukan memohon agar kaya.

Percuma beramal jikalau seseorang gemar mengambil hak milik orang lain. Beramal itu sebenarnya latihan hidup untuk mengurangi keserakahan. Orang mengambil hak milik orang lain karena serakah. Logikanya jika seseorang gemar mengambil hak milik orang lain, kecil kemungkinannya ia gemar beramal. Keduanya adalah hal yang bertolak belakang. Ibaratnya mengharapkan api menjadi dingin atau es menjadi panas jika kita pegang. Justru orang yang gemar mengambil hak milik orang lain, seharusnya diajarkan beramal guna mengikis keserakahannya.

Percuma berbuat kebajikan jika gemar menuruti hawa nafsunya. Sebagaimana beramal, berbuat kebajikan pun adalah latihan spiritual atau latihan kehidupan. Bagaimana mungkin disebut percuma? Jikalau seorang gemar menuruti hawa nafsunya dikatakan percuma berbuat kebajikan, apakah ia lantas tidak perlu berbuat kebajikan? Bukankah dengan demikian keburukannya menjadi berganda? Justru orang yang gemar menuruti hawa nafsunya harus dilatih berbuat semakin banyak kebajikan. Dengan demikian, lambat laun pikirannya akan terarah menuju kebajikan. Lalu siapakah di antara kita yang sudah bebas dari hawa nafsu?

Demikianlah, tidak semua kalimat-kalimat yang disebut "kalimat kebijaksanaan" itu benar-benar "bijak." Banyak slogan yang nampak indah dan bijak, tetapi sebenarnya kosong. Oleh karenanya, kita harus tetap kritis. Jangan membuta mengikuti atau terkagum-kagum pada slogan yang terdengar "bijak" padahal sebenarnya hanya kata-kata kosong. Kendati demikian, slogan seperti itu bukannya tidak bermanfaat, melainkan sungguh berguna dalam melatih kekritisan dan kemampuan berlogika kita. Sebagai makhluk yang berakal budi marilah kita jangan enggan mengkritik sesuatu.

Semoga bermanfaat.

Salam logika!

Selasa, 20 Januari 2015

HANYA SEMANGKUK ES BUAH

HANYA SEMANGKUK ES BUAH

Ivan Taniputera.
20 Januari 2015

Hanya semangkuk es buah
Mengusir penat gerah
Es buah murah meriah
Meminumnya wajah jadi sumringah
Mari mari minum es buah
Boleh juga kalau mau tambah
Lezat cita rasanya lagi nampak indah
Es buah sungguh segar hidup jadi bergairah
Ayo kawan minum es buah
Ada kolang kaling cincau dan sirup jadi kuah
Diminum saat terik mentari mulai merambah
Tidak ketinggalan kelapa muda pastilah sudah
Nikmati rasanya bergoyang lidah
Satu mangkuk kurang demikianlah
Minum tanpa ada dijatah
Namun jangan kita serakah
Harus bisa kira-kira jangan terlalu berlimpah ruah
Sudah segar bugar minum es buah
Marilah kita tersenyum ramah