Jumat, 30 Juli 2010

Membaca adalah Kunci Pengetahuan

Membaca adalah Kunci Pengetahuan


Ivan Taniputera
(31 Juli 2010)


Buku adalah jendela dunia


Pada era yang semakin maju ini, akses menuju pengetahuan merupakan salah satu kunci kemajuan bagi suatu bangsa. Bangsa Jepang, sebagai contoh, adalah bangsa yang gemar membaca. Oleh karena itu, apabila hendak memajukan suatu bangsa, mau tidak mau kita harus mengembangkan minat baca di tengah masyarakat. Pesatnya kemajuan di berbagai bidang, mau tidak mau harus sanggup diikuti apabila tidak mau ketinggalan dengan bangsa lain. Tentu saja salah satu cara utama mengikuti arus perkembangan di berbagai bidang itu adalah dengan membaca.

Dewasa ini, buku masih merupakan sumber utama dalam mengakses kemajuan-kemajuan di berbagai bidang itu. Bahkan sekarang ini telah tersedia berbagai buku elektronik atau e-book yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Selain itu, masih terdapat informasi-informasi lainnya yang dapat diunduh pula dari internet. Di tengah-tengah bangsa kita, masih ada kendala-kendala yang terjadi; yakni:

• Minat baca di tengah masyarakat yang perlu terus ditingkatkan.

• Penguasaan bahasa asing yang minim.

• Masih terdapat beberapa literatur dan sumber informasi yang isinya telah ketinggalan zaman atau diragukan kebenarannya.

• Harga buku yang kurang terjangkau bagi masyarakat.

Membaca merupakan salah satu kegiatan positif dalam mengisi waktu luang. Yang patut disayangkan masih banyak anggota masyarakat kita mengisi waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan kurang bermanfaat; umpamanya minum minuman keras dan berjudi. Oleh karenanya, pemerintah bersama para pemuka masyarakat hendaknya terus mengkampanyekan betapa pentingnya membaca itu. Selain itu, pemerintah perlu mengalokasikan dana memperbaiki dan meningkatkan fasilitas perpustakaan yang telah ada serta membangun semakin banyak perpustakaan. Kurikulum pendidikan yang baru perlu dibuat sedemikian rupa, sehingga mendorong minat baca anak didik semenjak dini.

Patut diakui bahwa literatur-literatur bermutu masih banyak tersedia dalam bahasa asing. Jikalau kita tak menguasai bahasa asing dengan baik, bagaimana mungkin kita mengakses pengetahuan yang ada di dalamnya? Kemampuan berbahasa asing merupakan faktor yang perlu ditingkatkan. Cara lain dalam mengatasi kendala ini adalah membangun suatu lembaga penerjemahan yang bertugas mengalih-bahasakan literatur-literatur asing ke dalam bahasa Indonesia. Kendala lain yang tak kalah pentingnya adalah beredarnya literatur yang isinya telah ketinggalan zaman maupun mengandung informasi yang salah atau hal-hal negatif, seperti isu SARA beserta pornografi. Hal semacam ini sesungguhnya merupakan racun yang berbahaya bagi kancah pemikiran bangsa kita. Oleh karena itu, kita perlu pula rajin memberikan informasi pengimbang yang benar.

Masyarakat sering mengeluhkan bahwa harga buku semakin membumbung tinggi, sehingga tak terjangkau oleh kantung mereka. Seolah-olah buku itu hanya diperuntukkan bagi kalangan kaya saja. Dengan demikian, perlu dipikirkan bagaimana menciptakan buku dengan harga yang lebih murah, sehingga terjangkau kalangan menengah ke bawah.

Dengan diatasinya berbagai kendala di atas, semoga bangsa kita yang sebentar lagi merayakan ulang tahunnya ke-65 dapat mengejar ketertinggalannya dibanding bangsa lainnya. Semoga minat baca di tengah masyarakat akan semakin meningkat dengan diimbangi semakin banyaknya bahan-bahan bacaan yang bermutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar