SEKELUMIT KISAH SEPUTAR RUNTUHNYA TEMBOK BERLIN.
.
Ivan Taniputera.
22 Juli 2016.
.
Saat
saya menginjakkan kaki di Jerman pada tahun 1993, Tembok Berlin memang
sudah runtuh empat tahun sebelumnya (1989). Namun pascakeruntuhan Tembok
Berlin menyisakan berbagai kisah menarik. Agar tidak lupa saya akan
menuliskan beberapa kisah tersebut. Sebelumnya saya akan mengulas
terlebih dahulu apa yang dimaksud Tembok Berlin dan bagaimanakah
sejarahnya.
.
Tembok
Berlin atau dalam bahasa Jerman disebut Berliner Mauer merupakan tembok
yang dibangun oleh pemerintah Jerman Timur (disebut juga Republik
Demokrasi Jerman atau Deutsche Demokratische Republik-disingkat DDR)
mengelilingi wilayah Berlin Barat agar warganya tidak melarikan diri ke
kawasan tersebut. Berlin Barat adalah wilayah Jerman Barat (disebut juga
Republik Federal Jerman atau Bundesrepublik Deutschland-disingkat BRD)
yang berada di tengah-tengah wilayah Jerman Timur. Untuk jelasnya
silakan perhatikan peta sebagai berikut.
.
.
Agar
dapat memahami peta di atas, maka kita perlu sedikit mengulas
sejarahnya. Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia II dan
wilayahnya diduduki oleh Sekutu. Wilayah Jerman secara keseluruhan
dibagi menjadi empat daerah pendudukan, yakni zona pendudukan Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Sovyet. Sementara itu, ibu kota
Berlin yang terletak di tengah-tengah zona pendudukan Uni Sovyet juga
diduduki secara bersama-sama oleh empat kekuatan pemenang perang. Dengan
demikian, Berlin juga dibagi menjadi empat zona pendudukan, sebagaimana
telah disebutkan di atas.
.
Kendati
perang dunia yang berdarah-darah telah usai, ternyata benih-benih
permusuhan baru akan segera muncul, yakni antara kubu Amerika Serikat,
Inggris, dan Perancis dengan kubu Uni Sovyet. Kelak perang ini akan
disebut Perang Dingin.
.
Belakangan,
zona pendudukan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis digabungkan
menjadi Republik Federal Jerman atau Jerman Barat. Sedangkan zona
pendudukan Uni Sovyet diproklamirkan menjadi Republik Demokrasi Jerman
atau Jerman Timur, yang tentunya dengan dukungan Uni Sovyet. Dengan
berdirinya kedua negara ini, maka Berlin Barat yang merupakan bagian
Jerman Barat menjadi semacam pulau (enclave) dikepung atau dikelilingi
oleh wilayah Jerman Timur.
.
Jerman
Timur menjadi negara totaliter dengan SED (Sozialistische
Einheitspartei Deutschland) yang berhaluan komunis menjadi partai
penguasa di sana. Karena kehidupan yang serba terkekang banyak warganya
ingin melarikan diri ke Barat, terutama dari Berlin Timur ke Barat. Demi
mencegah warganya melarikan diri, maka pemerintah Jerman Timur
membangun tembok mengelilingi Berlin Barat. Begitulah sejarah asal mula
berdirinya Tembok Berlin yang oleh sebagian sejarawan dijadikan tonggak
awal Perang Dingin. Barangsiapa yang berani menyeberangi tembok itu akan
ditembak atau mengalami nasib mengerikan. Banyak korban berjatuhan
karena nekat menyeberangi tembok tersebut demi mendapatkan kebebasan di
Barat.
.
Jerman
baru bersatu kembali tahun 1989. Tembok Berlin runtuh. Runtuhnya
Tembok Berlin dan bersatunya kembali Jerman ini tidak terlepas dari
peranan Gorbachev yang meluncurkan glasnost dan perestroika. Uni Sovyet
tidak bersedia lagi mendukung rezim Jerman Timur yang represif.
Demonstrasi besar-besaran menuntut demokrasi meledak di berbagai kawasan
Jerman Timur. Mereka menuntut kebebasan dan ketika gelombang
prodemokrasi tak terbendung lagi, pemerintah Jerman Timur terpaksa
menyerah pada kehendak rakyatnya. Tindakan represif tidak lagi dapat
menahan dambaan warganya dalam menghirup kebebasan. Jerman Timur atau
DDR ambruk dan kini tinggal kenangan. Perbatasan kedua negara dapat
dilalui dengan bebas.
.
Berikut
ini adalah kisah yang dituturkan oleh kawan-kawan mahasiswa senior,
dimana mereka sudah lebih dahulu berada di Jerman dan sempat menjadi
saksi mata runtuhnya Tembok Berlin.
.
Pada
hari pembukaan tembok, warga Berlin Timur berbondong-bondong datang ke
Berlin Barat dan mereka masing-masing menerima Uang Selamat Datang
(Begrussungsgeld) kalau tidak salah sebesar 10 DM. Mereka lalu menyerbu
toko-toko di Berlin Barat guna membelanjakan uang tersebut. Hari itu
kota Berlin begitu ramainya. Barang-barang yang di Barat dipandang biasa
saja, ternyata dianggap kemewahan bagi mereka. Perbedaan antara Jerman
Barat dan Timur bagaikan bumi serta langit. Barang-barang di toko segera
ludes pada hari itu.
.
Salah
satu barang atau tepatnya makanan yang diburu oleh penduduk Berlin
Timur adalah pisang. Mereka sering melihat pisang tetapi tidak pernah
memakannya. Hampir sebagian besar pisang di Jerman Timur diekspor dan
warganya sama sekali tidak kebagian. Barangkali yang dapat menikmatinya
hanya para elit partai SED. Nampak sekali suasana kegembiraan yang
meluap-luap karena mereka mendapatkan kebebasan setelah dikekang selama
hampir empat dasawarsa.
.
Kesempatan
itu menjadi momen bersatunya kembali para anggota keluarga yang
tercerai berai akibat pembangunan Tembok Berlin. Saya pernah mendengar
cerita mengenai seseorang yang saat pulang dari tempat kerjanya di
Berlin Barat tidak dapat pulang lagi ke rumahnya di Berlin Timur karena
tembok sudah berdiri. Begitu pula sebaliknya.
.
Saat
saya berada di Jerman, perbedaan antara timur dan barat ini masih
terasa. Di kawasan Jerman Timur masih banyak jalan yang rusak dan
berlubang-lubang. Telepon umum di kawasan Jerman Timur masih menggunakan
sistim analog, sedangkan di Barat sudah menggunakan digital. Jika kita
memandangnya akan terasa sekali kontrasnya. Wilayah Jerman Timur masih
terkesan kumuh.
.
Perbedaan
lain yang menyolok adalah dalam hal mobil. Mobil penduduk Jerman Timur
terkesan sangat kuno dan ketinggalan zaman. Di Jerman Timur, orang hanya
dapat memiliki satu jenis mobil saja yang disebut Trabant (atau dalam
bahasa percakapan disebut Trabi). Itu pun harus mengantri selama
bertahun-tahun. Bandingkan dengan di Jerman Barat yang terdapat berbagai
merk mobil, seperti Mercedes Benz, Porsche, dan Audi. Semuanya
merupakan merk-merk mobil kelas dunia.
.
Tidak
semua orang Jerman, terutama warga Jerman Barat, menyukai penyatuan
ini, karena pajak mereka dipergunakan membangun bekas wilayah Jerman
Timur yang masih jauh tertinggal. Menurut informasi seorang sahabat
yang baru saja pulang dari mengunjungi Berlin, sekarang hasil
pembangunan ini sudah tampak nyata. Berlin Timur menjadi kota yang
sangat maju. Pada masa saya masih kuliah di Jerman, Berlin Timur
mempunyai predikat buruk sebagai sarang skinheads atau kelompok anti
orang asing yang sangat rasialis, dimana mereka juga disebut kaum
Neonazi. Sebagai tambahan, bangkitnya Neonazi merupakan salah satu
dampak buruk penyatuan kedua Jerman. Pemuda-pemuda Jerman Timur yang
menganggur karena kalah dalam persaingan dunia kerja mengambing
hitamkan orang asing sebagai penyebab kemalangan mereka.
.
Namun Berlin semakin berbenah diri dan bahkan dijadikan kembali ibukota Jerman. Pembangunan benar-benar digalakkan.
.
Sebagai
penutup, dahulu kepingan Tembok Berlin yang sudah dihancurkan itu
sempat dijadikan suvenir atau kenang-kenangan bagi para turis yang
berkunjung ke sana. Tetapi katanya ada juga yang palsu. Saya sempat
mengambil sendiri sisa-sisa hancuran Tembok Berlin tersebut. Caranya
dengan memukul-memukul tembok itu dengan batu dan butiran-butiran
hancurannya saya tampung. Sayangnya sisa-sisa tembok tersebut sudah
hilang entah ke mana.
.
Demikianlah sedikit catatan mengenai seluk beluk Tembok Berlin berserta sejarahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar