Senin, 18 Juli 2011

Foto-foto Karyaku (2)

Foto-foto Karyaku (2)
Ivan Taniputera (19 Juli 2011)








Foto-foto Karyaku (1)

Foto-foto Karyaku (1)
Ivan Taniputera (19 Juli 2011)

Dalam mengambil obyek foto, biasanya orang hanya memilih obyek yang indah-indah saja. Oleh karena itu, saya mempunyai gagasan menjadikan obyek-obyek yang "tidak umum" sebagai sasaran jepretan kamera saya. Justru dalam obyek-obyek yang sering diabaikan itu terdapat nuansa keindahan yang tersembunyi. Silakan nikmati keindahannya.




Ayo Belajar Integral Dengan Mudah

Ayo Belajar Integral Trigonometri Dengan Mudah
 Ivan Taniputera 19 Juli 2011

Pada kesempatan kali ini, kita akan coba memecahkan integral trigonometri.

Untuk memecahkan integral trigonometri dapat dipergunakan metoda subsitusi atau penggantian. Yakni berusaha dijadikan sin u du atau cos u du. Selanjutnya gunakan rumus-rumus dasar, seperti Integral Sin x = -Cos x + C dan Integral Cos x = sin x. Mari perhatikan soal-soal berikut ini.

soal 1. Integral sin (5x+10)dx

misalkan 5x+10= u

diturunkan atau dideferensial

khan jadi: 5dx=du.
dx= 1/5 du.

masukkan lagi ke rumus di atas.

5x+10 diganti ama u dan dx diganti ma 1/5 du jadinya:

Integral sin u. 1/5 du.

1/5 boleh dipindah ke depan.

1/5 (Integral (sin u du))= 1/5 (-Cos u) + C
=-1/5 Cos u+C

Kembalikan lagi u-nya dengan 5x+10; jadinya adalah:

-1/5 Cos (5x+10) + C

soal kedua:

Integral (2sinx + cos(5-2x))dx jadi

Integral 2sinxdx + Integral (5-2x)dx.  Agar lebih mudah selesaikan satu persatu.

Integral 2sinxdx = -2cosx + C

Integral Cos (5-2x)dx pakai lagi substitusi.

5-2x = U
-2dx = dU
dx= -1/2 du

Nah ganti lagi seperti yang tadi:

Integral Cos U. -1/2 du.

Ingat -1/2 bisa dipindah ke depan. Jadinya:

-1/2 Integral Cos U du = -1/2 Sin U + C

Kembalikan lagi yang tadi diganti.

= -1/2 Sin (5-2x) +C

Gabungan keduanya.

Jadi hasil akhirnya adalah -2 cos x - 1/2 Sin (5-2x) +C

Perhatian: C-nya cukup ditulis sekali lagi atau digabungin jadi satu. Karena c adalah konstanta.

Apabila telah memahami silakan kerjakan soal berikut ini:

Integral 2xSin(x^2+5)dx

Selamat berlatih.

Sabtu, 16 Juli 2011

Di Mana Letak Kesalahan Matematisnya?


Di Mana Letak Kesalahan Matematisnya?

Ivan Taniputera 16 Juli 2011

Penulis mendapat pertanyaan sebagai berikut:

“Seseorang berhutang untuk beli mobil. Dari A ia hutang Rp. 50 juta dan B Rp. 50 juta; total 100 juta. Ia membeli mobil seharga Rp.97 juta, sehingga sisanya adalah Rp. 3 juta. Agar hutangnya berkurang, ia mengembalikan ke A Rp. 1 Juta dan B juga Rp 1 juta. Masih tersisa Rp. 1 Juta. Dengan demikian, hutang dengan si A tinggal Rp. 49 juta dan hutang dengan si B tinggal Rp. 49 juta juga. Namun jika dijumlahkan, Rp. 49 juta + Rp. 49 juta adalah Rp. 98 juta. Ditambah Rp. 1 juta yang tersisa, maka uangnya secara keseluruhan hanya Rp. 99 juta. Ke manakah Rp. 1 jutanya?”

JAWAB:

Pertanyaan ini ada kesalahan dalam operasi matematika. Sebelumnya dalam matematika ada tiga jenis operasi yang dikenal:
1.Komutatif atau pertukaran, contohnya a x b = b x a. Hanya berlaku bagi penjumlahan dan perkalian.
2.Asosiatif atau pengelompokan, contohnya (a xb)xc = ax(bxc). Hanya berlaku penjumlahan dan perkalian.
3.Distributif, contohnya (a+b)xc = axc + bxc.
Pada pembagian dan pengurangan, operasi di atas tak berlaku.

Agar mengakui kesalahan logika dalam pertanyaan di atas, perhatikan di bawah ini.
(a+b)-3c  tidaklah sama dengan (a-c)+(b-c)+c
Buktinya, masukkan a=5; b=5;dan c =1.
(5+5)-3=7
Sedangkan
(5-1)+(5-1)+1=9
Jadi jelas sekali tidak sama.
Nah apabila diuraikan (a-c)+(b-c)+c = a+b-c. Jelas tidak sama dengan (a+b)-3c. Gantilah a dengan hutang A, b dengan hutang B, dan c adalah uang Rp. 1 juta hasil pembagian Rp 3 juta sisanya. Terbukti sudah kesalahan matematis dari pertanyaan di atas.

Sabtu, 09 Juli 2011

Menyelami Kemanunggalan Siwa Buddha

Menyelami Kemanunggalan Siwa Buddha

Ivan Taniputera
9 Juli 2011

Seorang umat Buddha yang fanatik mencela seorang guru agama Buddha yang meletakkan gambar Shri Satya Sai Baba di altarnya. Lainnya lagi mencela seorang guru agama Buddha yang memasang gambar suciwan Dao. Apakah umat yang fanatik ini benar-benar memahami Dharma? Beruntunglah nenek moyang kita pernah menulis kitab Sutasoma, yang di dalamnya terpampang dengan jelas kalimat yang kelak menjadi semboyan negara kita tercinta. Apakah kalimat itu? Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Meskipun telah membaca naskah Sutasoma berulang kali, jantung saya selalu tergetar saat membaca kalimat itu. Maknanya sungguh mendalam dan luar biasa.

Pada zaman itu, di negeri kita terdapat dua agama besar, yakni Shivaisme dan Buddhisme. Pemuka agama Shivaisme disebut dharmadhyaksa ring Kasaiwan, sedangkan pemuka agama Buddha dikenal sebagai dharmadhyaksa ring Kasogatan. Di masa itu tidak pernah terjadi gontok-gontokan atau peperangan antara kedua agama. Karena mereka memahami bahwa hakikat keduanya adalah SATU, yakni merealisasi YANG TUNGGAL tersebut.

Apabila kita merealisasi cita rasa YANG TUNGGAL itu, segenap jalan, konsep, dan metoda akan melebur dengan sendiri. Di dalam YANG TUNGGAL, tiada lagi dualisme, konsep dan pembeda-bedaan. Tiada lagi label. Tiada lagi Siwa. Tiada lagi Buddha. Bahkan tiada nama yang dapat diberikan. Tiada bentuk. Tiada rupa. Tiada suara.

Jika Anda belum memasuki dan masih jauh dari YANG TUNGGAL, bentuk dan konsep masih Anda pusingkan. Anda masih pusing dengan apa yang terpampang pada altar guru-guru Buddhis tersebut. Pikiran Anda masih terpaku pada "bentuk" alias "wujud." Padahal YANG TUNGGAL itu bebas "wujud." Itulah sebabnya Siwa Buddha adalah Tunggal hakikatnya.

Di dalam Atharvaveda disebutkan bahwa "segala sesuatu manunggal denganNya." tiada lagi pembeda-bedaan. Pikiran tercemar manusialah yang masih melakukan pembeda-bedaan. Rgveda menyebutkan, "Orang bijaksana menyebutNya dengan banyak nama." Siwa, Buddha, Dao, dan lain-lain hanyalah sekedar nama-nama yang diberikan oleh umat manusia demi menyebut YANG TUNGGAL itu. Tanpa nama tiada yang dapat dijelaskan (Sutra Samdhirmocana). Itulah sebabnya para bijaksana menggunakan nama sementara guna mengajarkan YANG TUNGGAL itu. Namun itu bukanlah YANG TUNGGAL sendiri. Ibaratnya jari telunjuk menunjuk bulan. Jari telunjuk bukanlah bulan itu sendiri. Banyak orang memperdebatkan jari telunjuk. Ada yang memperdebatkan telunjuk lurus atau telujuk bengkok. Telunjuk mulus atau telunjuk berkudis. Mereka lupa melihat "rembulan" yang hendak ditunjukkan oleh telunjuk tersebut.

Marilah kita menjadi orang yang eling dan waspada. Semua Dharma hanya bertujuan membangkitkan belas kasih dan cinta kasih. Lain itu bukan Dharma!

OM NAMAH SIVAYA
OM BHATARA BUDDHA NAMAH SVAHA

BHINNEKA TUNGGAL IKA TAN HANA DHARMA MANGRWA
OM SVASTI ASTU
OM SARVA MANGGALAM!

Memasuki Jantung Teratai (Lahir Dengan Cinta Kasih, Hidup Dengan Cinta Kasih, Mati Dengan Cinta Kasih)

Memasuki Jantung Teratai

Ivan Taniputera
9 Juli 2011

Beberapa waktu yang lalu tokoh spiritual India, Shri Satya Sai Baba, berpulang untuk selama-lamanya. Beliau merupakan tokoh spiritual yang diagung-agungkan oleh jutaan pengikutnya. Meskipun demikian, saya bukanlah pengikut Beliau. Tetapi ada satu kata-kata mutiara Beliau yang mengesankan saya: Born with love, live with love, and die with love (Lahir dengan cinta kasih, hidup dengan cinta kasih, dan mati dengan cinta kasih). Ini merupakan ajaran yang singkat, padat, dan mendalam. Kendati kerap dihujat oleh sebagian orang, yang membuat saya kagum adalah kesungguhan Beliau dalam menjalankan ajaran tersebut. Beliau banyak membangun fasilitas air bersih bagi desa-desa miskin, membangun sekolah, dan rumah sakit.

Dalam Sutra Teratai (Saddharmapundarika Sutra) yang dibabarkan oleh Sang Buddha di Gunung Gridhrakuta, Bhagava menyebutkan "Semua makhluk adalah putera-puteriKu. Aku harus membebaskan semua dari penderitaan." Makna ajaran ini sungguh mendalam dan luas. Sebagai contoh, dahulu masyarakat kita pernah diributkan oleh susu beracun. Saya terlintas dalam pikiran, bila kita menganggap semua makhluk sebagai putera-puteri kita, apakah kita akan memberikan mereka susu beracun? Banyak orang memproduksi sesuatu hanya demi memperkaya dirinya saja. Tidak sedikit orang menjual es atau minuman dengan mencampur pewarna yang sesungguhnya tidak layak dikonsumsi manusia. Jika mereka memandang orang lain lain sebagai putera-puteri mereka, apakah mereka akan melakukan hal itu?

Di Tibet, banyak orang mendaraskan mantra Om Mani Padme Hum, tetapi apakah mereka tahu artinya. Secara teoritis "Om Mani Padme Hum" adalah mantra bagi Avalokitesvara, Bodhisattva Belas Kasih. Di China, Beliau dikenal sebagai Guanyin. Di Jepang, Beliau dikenal sebagai Kwannon. Di Tibet, Beliau dikenal sebagai Chenrenzig. Di Vietnam Beliau dikenal sebagai Quanam. Beliau dikenal dengan banyak nama, namun sesungguhnya Beliau adalah manifestasi belas kasih semesta nan tak terintangi dan nan tak terbatas. Apakah belas kasih semacam ini? Belas kasih ini jelas bukanlah belas kasih kita yang masih awam. Ini adalah belas kasih pamungkas. Disebut tak terintangi karena: (1) melampaui ruang dan waktu dan (2) bebas dari pencemaran berupa sikap membeda-bedakan serta keakuan. Belas kasih Avalokitesvara tidaklah dibatasi oleh ruang dan waktu. Belas kasih Beliau bebas sikap membeda-bedakan. Biasanya orang yang baik dengan kita, maka kita menyayangi dan menyukai mereka. Orang yang jahat dengan kita, akan kita benci. Namun karena bebas keakuan dan sikap membeda-bedakan, belas kasih Avalokitesvara benar-benar murni. Baik atau jahat sama saja bagi Beliau. Avalokitesvara bukanlah suatu pribadi melainkan manifestasi atau simbolisasi belas kasih semesta nan agung itu sendiri. Barangsiapa mencari Avalokitesvara di dalam suatu diri dia akan tersesat. Karena Avalokitesvara bukanlah suatu "diri."

Om Mani Padme Hum secara harafiah berarti "Terpujilah Permata di Jantung Teratai." Artinya adalah pujian bagi hakikat sejati segenap insan  itu sendiri. Anda memasuki jantung teratai berarti Anda memasuki gaung sejati semesta, yakni keshunyataan itu sendiri. Anda memasuki Vajra nan tak terhancurkan. Gema misteri segenap bunyi dan kata-kata. Ia ada dalam gemerisik dedaunan. Ia ada dalam suara deburan air. Ia ada hembusan dan hirupan nafas Anda. Ia ada setiap sel tubuh Anda. Ia ada dalam sinar mentari fajar. Ia ada dalam sinar mentari tengah hari, dan Ia juga ada adalah sinar menteri terbenam. Ia ada dalam kegelapan malam. Ia ada dalam bintang-bintang. Ia ada dalam rembulan. Ia ada dalam dirimu!

Gema misteri sejati segenap bunyi dan kata-kata itulah hakikat mantra. Itulah intisari Vajrayana. Kata-kata semesta yang bergaung dalam tiap sel tubuh Anda. Bunyi semesta yang berbelas kasih pada mereka yang dilanda penderitaan.

Segenap spiritualitas dan obyek pemujaan sejati umat manusia hendaknya sanggup mengikis kebencian dan membangkitkan belas dan cinta kasih, bukan sebaliknya. Itulah Dharma, lain itu bukan!

Semoga sejahtera adanya!

BAHAN BACAAN

Sutra Teratai (Saddharmapundarika Sutra)
Sang Hyang Kamahayanikan
Sutra Mahavairocana
Mahayanottaratantra Shastra
Mahayana Sradotpada Shastra (Risalah Tentang Kebangkitan Mahayana).

Kamu Yakin Kamu Pasti Bisa

Kamu Yakin Kamu Pasti Bisa

Ivan Taniputera
9 Juli 2011

Seorang guru renang menyemangati muridnya yang nampak kurang yakin saat mengikuti lomba. Ia berkata, "Kamu yakin kamu pasti bisa." Akhirnya sang murid memang berhasil menjadi juara kedua. Dalam kehidupan sehari-hari, musuh utama kita dalam meraih kesuksesan adalah kurangnya keyakinan bahwa kita sanggup menuai keberhasilan tersebut. Kita selalu berpikir bahwa keberhasilan bukanlah milik kita. Seringkali kita berpikir, "Si Anu lebih hebat dibanding saya. Sudah sepantasnya bila keberhasilan itu menjadi miliknya. Apalah saya ini?" Namun apakah kita sadar bahwa pemikiran seperti ini jauh lebih berbahaya bila dibandingkan racun mematikan? Bagaimana Anda yakin kalau Si Anu lebih hebat dibandingkan Anda? Mungkin dari luar Si Anu nampak lebih berkemampuan, lebih berpotensi, lebih pandai, lebih cakap, dan lebih apa saja dibandingkan Anda. Akan tetapi, apakah keberhasilan itu hanya monopoli orang yang punya kelebihan saja? Di manakah aturan seperti ini tertulis atau tercantum? Jawabnya tidak ada! Semua itu hanya bentukan pola pemikiran Anda sendiri.

Semua orang mempunyai hak untuk sukses. Napoleon semasa hidupnya adalah pecundang, tetapi dia akhirnya berhasil menjadi Kaisar Perancis. Siapa sangka seorang anak miskin tidak bisa jadi presiden Amerika Serikat? Dialah Abraham Lincoln. Bagaimana dengan Albert Einstein? Dia dulu bahkan pernah dikeluarkan dari sekolah. Jadi fakta jelas sekali membuktikan bahwa kesuksesan atau keberhasilan itu bukanlah monopoli orang-orang hebat.

Orang mau dan bersedia menjadi hebat barulah dia benar-benar menjadi hebat. Orang ingin berhasil dan yakin bahwa dirinya berhasil, maka ia akan berhasil. Kalau Anda yakin diri Anda akan berhasil, maka Anda akan berhasil. Tentu saja setelah itu, perlu diimbangi dengan upaya yang nyata dan realistis. Hanya yakin saja tanpa upaya, maka itu sesungguhnya adalah khayalan. Hanya semata-mata memikirkan nasi goreng, maka nasi goreng itu tak akan dengan sendirinya terhidang di hadapan Anda.

MARILAH KITA SEMUA DENGAN PENUH KEYAKINAN BERJUANG MENCAPAI KESUKSESAN. SENANTIASA OPTIMIS DAN BERPIKIR POSITIF. ANDA PASTI BISA.

Gerakan Berkorban Demi Bangsa

Gerakan Berkorban Demi Bangsa

Ivan Taniputera
9 Juli 2011


Dewasa ini konsumsi BBM bersubsidi telah melebihi kuota yang ditentukan sehingga terasa memberatkan beban APBN pemerintah. Kita sebagai rakyat dan generasi muda yang turut menikmati manfaat BBM bersubsidi ini hendaknya tidak berpangku tangan saja. Banyak hal yang dapat kita lakukan demi mengurangi konsumsi BBM bersubsidi ini. Generasi muda dapat berhemat dalam menggunakan kendaraan bermotor (terkecuali menggunakan BBM non-subsidi). Bagi yang sedang berpacaran dapat menghemat BBM dengan tidak ke mana-mana. Cukup berpacaran di rumah saja. Kegiatan berpacaran yang sehat tetap dapat dilakukan tanpa pergi ke mana-mana. Atau jika tetap ingin pergi upayakan ke tempat yang dekat-dekat saja atau menggunakan kendaraan umum. Kalau kita saksikan dewasa ini, setiap malam minggu jalanan pasti dipadati oleh beraneka kendaraan. Memang benar bahwa bersenang-senang adalah hak setiap orang, tetapi di sinilah rasa cinta Anda pada bangsa dan negara ditantang. Rasa nasionalisme Anda sebagai bagian dari bangsa Indonesia tercinta dipertanyakan. Para pahlawan dahulu berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya demi persada Nusantara, kini masakan Anda hanya sedikit menahan keinginan bersenang-senang saja tidak sanggup? Di sinilah letak kerelaan kita berkorban.


Di kalangan pengusaha, mungkin dapat memilah-milah mana karyawan yang sesungguhnya tidak perlu hadir (dalam artian pekerjaan mereka dapat dikerjakan di rumah). Mereka dapat "dirumahkan" dan mengirim hasil kerjanya lewat email atau chatting. Sekarang teknologi toh sudah canggih, sehingga segala sesuatu dimungkinkan. Bisa juga diatur agar mereka misalnya ke kantor dua hari sekali. Dengan demikian, beban transportasi akan lebih ringan. Di masa sekarang, jangan seorang pengusaha merasa rugi bila karyawannya tidak hadir di kantor. Karena tidak hadir belum tentu tidak bekerja. Seperti yang sudah diungkapkan di atas, manfaatkan kecanggihan alat-alat telekomunikasi. Di sini kerelaan berkorban para pengusaha ditantang. Sanggupkah atau relakah berkorban demi nusa dan bangsa?


Selanjutnya, sebagai karyawan duta niaga juga seyogianya bekerja lebih efektif. Janganlah memanfaatkan kendaraan perusahaan demi kepentingan pribadi, sekalipun BBM-nya ditanggung perusahaan. Bagi yang suka keluyuran tanpa arah saat jam kerja, hendaknya dihindari. Beban pemerintah dalam menanggung subsidi BBM telah semakin berat. Tidak keluyuran demi kepentingan pribadi adalah pengorbanan yang teramat sangat kecil bila dibandingkan para pahlawan dahulu.


Ibu-ibu rumah tangga bila tidak benar-benar diperlukan seyogianya tak bepergian, umpamanya ke mall atau pusat perbelanjaan hanya sekedar untuk cuci mata. Sebaiknya bila ada waktu luang, isilah dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat, misalnya berkebun, membaca, atau beribadah. Dengan demikian, kualitas keluarga juga akan semakin meningkat. Menahan diri dari keluyuran di mall atau pusat perbelanjaan bagi para ibu rumah tangga jelas adalah pengorbanan teramat sangat kecil bila dbandingkan para pejuang dulu yang rela bermandi darah.


Terakhir, cobalah program hemat energi. Matikan lampu bila tak diperlukan. Matikan AC bila tak diperlukan. Matikan air bila tak diperlukan. Mempergunakan gas juga seyogianya irit. Masak seperlunya saja. Dengan demikian, beban pemerintah dalam menyediakan energi akan semakin ringan.


Mungkin ada yang protes, banyak terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme, jadi biarlah kita sesuka hati memanfaatkan BBM. Tentu saja ini pendapat yang sangat salah. Berbahagialah orang yang tetap dapat melakukan kebajikan, meskipun hidup di lingkungan yang "kotor." Biarlah diri kita tetap bersih meskipun lingkungan sekitar kita kotor. Demikianlah, tulisan ini adalah sekedar himbauan. Marilah kita menjadi bangsa yang hemat energi.


BILA BUKAN AKU SIAPAKAH YANG AKAN KE NERAKA (petikan dari salah satu naskah Buddhis).

Buku-buku Apakah Yang Akan Saya Beli?

Buku-buku Apakah Yang Akan Saya Beli?   

Ivan Taniputera 9 Juli 2011   

Tulisan ini mungkin sekedar sharing bagi sesama penggemar buku alias kutu buku. Dewasa ini saat berkunjung ke toko buku, mata kita akan disuguhi oleh berbagai jenis buku yang jumlahnya ...mencapai ribuan atau bahkan puluhan ribu. Ya, dunia perbukuan telah berkembang sangat pesat dewasa ini. Tetapi buku-buku manakah yang layak kita beli dan tidak layak kita beli? Tidak mungkin kita beli semuanya karena keterbatasan dana, sehingga kita harus selektif. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan saya dalam memutuskan membeli atau tidak membeli sejilid buku. Tentu saja sebagai pendahuluan dalam memilih buku adalah temanya terlebih dahulu. Apakah tema itu sesuai dengan kesenangan atau kebutuhan kita atau tidak. Selanjutnya kalau sudah menemukan tema yang sesuai, kriteria apakah yang menjadi pedoman saya? 

Pertama-tama, kedalaman isi dan tebalnya buku. Kriteria pertama saya dalam menilai sebuah buku adalah kedalaman isinya. Saya menyukai buku-buku dengan topik tertentu yang tidak terlalu luas ke mana-mana. Itulah sebabnya saya kurang suka membaca majalah. Buku-buku dengan topik tertentu itu misalnya adalah tentang Perang Dunia I dan II atau tema yang lebih sempit lagi, umpamanya khusus Pertempuran Bulge. Saya pernah dapat buku bagus yang khusus membahas mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949. Jadi topiknya hanya Serangan Umum itu saja. Saya juga punya buku khusus yang membahas riwayat Czar Alexander I dari Rusia. Semua aspeknya kehidupannya diulas secara terperinci. Sebaliknya, ada buku yang membahas mengenai perang-perang utama di dunia, tetapi tebalnya kurang dari 100 halaman. Tentu saja ini di luar kriteria saya, karena temanya terlalu meluas dan juga halamannya terlampau sedikit. Saya butuh informasi yang lengkap. Jika ada beberapa perang besar dan hanya dibahas dalam 100 halaman, apakah pembahasan ini akan mendetail? Saya tidak yakin. Jadi buku semacam itu saya lewati dan pasti tak akan saya beli. 

Kedua adalah daftar pustakanya. Dewasa ini demi mendatangkan uang dengan cepat banyak orang membuat buku dengan sumber yang seluruhnya didapat dari internet. Saya tidak akan membeli buku seperti ini. Mengapa? Karena saya buka sendiri websitenya dari internet juga bisa bukan? Bila demikian halnya, untuk apa saya beli bukunya? Pemborosan bukan? 

Ketiga, saya menghindari buku-buku yang berisikan gosip-gosip dan spekulasi yang tidak ilmiah. Dewasa ini banyak buku-buku yang mencari sensasi dengan memaparkan isu-isu atau fakta palsu (hoax) yang belum terbukti kebenarannya. Buku seperti ini kebanyakan tipis berharga relatif murah. Kendati harganya murah, tetapi sayang kalau buang kita hamburkan membeli buku-buku semacam itu. Memang buku bermutu itu mahal dan dicetak terbatas. Semua itu, karena masyarakat kita barangkali kurang menyukai buku-buku bacaan "serius" yang benar-benar menambah pengetahuan. Buku-buku "sensasional" seperti itu memang biasanya hanya dibaca sebagai "dongeng pengantar tidur." Biasanya kriteria kedua dan ketiga itu ada kaitannya, karena buku-buku "tidak serius" seperti itu biasanya hanya semata-mata mengambil sumber dari internet. Sumber berupa buku atau pustaka biasanya sangat minim. 

Keempat, tentu saja adalah faktor harga. Ini bukan masalah mahal atau murahnya. Pertanyaannya apakah pantas dengan harga sekian kita mendapatkan buku semacam ini. Jadi ini erat hubungannya dengan kualitas buku. 

Kelima adalah boleh dibuka. Beberapa toko buku melarang pengunjung membuka bungkus bukunya. Saya kira hal ini tidaklah "fair," karena seolah-olah kita membeli kucing dalam karung. Sebelum membeli kita hendaknya tahu betul-betul apa yang hendak kita beli. Jadi kalau saya tanya apakah boleh dibuka dan jawabannya tidak, maka saya urungkan niat saya membeli buku itu. Demikianlah kriteria saya dalam membeli sebuah buku. Semoga bermanfaat bagi sesama penggemar buku.