Sabtu, 09 Juli 2011

Buku-buku Apakah Yang Akan Saya Beli?

Buku-buku Apakah Yang Akan Saya Beli?   

Ivan Taniputera 9 Juli 2011   

Tulisan ini mungkin sekedar sharing bagi sesama penggemar buku alias kutu buku. Dewasa ini saat berkunjung ke toko buku, mata kita akan disuguhi oleh berbagai jenis buku yang jumlahnya ...mencapai ribuan atau bahkan puluhan ribu. Ya, dunia perbukuan telah berkembang sangat pesat dewasa ini. Tetapi buku-buku manakah yang layak kita beli dan tidak layak kita beli? Tidak mungkin kita beli semuanya karena keterbatasan dana, sehingga kita harus selektif. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan saya dalam memutuskan membeli atau tidak membeli sejilid buku. Tentu saja sebagai pendahuluan dalam memilih buku adalah temanya terlebih dahulu. Apakah tema itu sesuai dengan kesenangan atau kebutuhan kita atau tidak. Selanjutnya kalau sudah menemukan tema yang sesuai, kriteria apakah yang menjadi pedoman saya? 

Pertama-tama, kedalaman isi dan tebalnya buku. Kriteria pertama saya dalam menilai sebuah buku adalah kedalaman isinya. Saya menyukai buku-buku dengan topik tertentu yang tidak terlalu luas ke mana-mana. Itulah sebabnya saya kurang suka membaca majalah. Buku-buku dengan topik tertentu itu misalnya adalah tentang Perang Dunia I dan II atau tema yang lebih sempit lagi, umpamanya khusus Pertempuran Bulge. Saya pernah dapat buku bagus yang khusus membahas mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949. Jadi topiknya hanya Serangan Umum itu saja. Saya juga punya buku khusus yang membahas riwayat Czar Alexander I dari Rusia. Semua aspeknya kehidupannya diulas secara terperinci. Sebaliknya, ada buku yang membahas mengenai perang-perang utama di dunia, tetapi tebalnya kurang dari 100 halaman. Tentu saja ini di luar kriteria saya, karena temanya terlalu meluas dan juga halamannya terlampau sedikit. Saya butuh informasi yang lengkap. Jika ada beberapa perang besar dan hanya dibahas dalam 100 halaman, apakah pembahasan ini akan mendetail? Saya tidak yakin. Jadi buku semacam itu saya lewati dan pasti tak akan saya beli. 

Kedua adalah daftar pustakanya. Dewasa ini demi mendatangkan uang dengan cepat banyak orang membuat buku dengan sumber yang seluruhnya didapat dari internet. Saya tidak akan membeli buku seperti ini. Mengapa? Karena saya buka sendiri websitenya dari internet juga bisa bukan? Bila demikian halnya, untuk apa saya beli bukunya? Pemborosan bukan? 

Ketiga, saya menghindari buku-buku yang berisikan gosip-gosip dan spekulasi yang tidak ilmiah. Dewasa ini banyak buku-buku yang mencari sensasi dengan memaparkan isu-isu atau fakta palsu (hoax) yang belum terbukti kebenarannya. Buku seperti ini kebanyakan tipis berharga relatif murah. Kendati harganya murah, tetapi sayang kalau buang kita hamburkan membeli buku-buku semacam itu. Memang buku bermutu itu mahal dan dicetak terbatas. Semua itu, karena masyarakat kita barangkali kurang menyukai buku-buku bacaan "serius" yang benar-benar menambah pengetahuan. Buku-buku "sensasional" seperti itu memang biasanya hanya dibaca sebagai "dongeng pengantar tidur." Biasanya kriteria kedua dan ketiga itu ada kaitannya, karena buku-buku "tidak serius" seperti itu biasanya hanya semata-mata mengambil sumber dari internet. Sumber berupa buku atau pustaka biasanya sangat minim. 

Keempat, tentu saja adalah faktor harga. Ini bukan masalah mahal atau murahnya. Pertanyaannya apakah pantas dengan harga sekian kita mendapatkan buku semacam ini. Jadi ini erat hubungannya dengan kualitas buku. 

Kelima adalah boleh dibuka. Beberapa toko buku melarang pengunjung membuka bungkus bukunya. Saya kira hal ini tidaklah "fair," karena seolah-olah kita membeli kucing dalam karung. Sebelum membeli kita hendaknya tahu betul-betul apa yang hendak kita beli. Jadi kalau saya tanya apakah boleh dibuka dan jawabannya tidak, maka saya urungkan niat saya membeli buku itu. Demikianlah kriteria saya dalam membeli sebuah buku. Semoga bermanfaat bagi sesama penggemar buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar