Sabtu, 09 Juli 2011

Memasuki Jantung Teratai (Lahir Dengan Cinta Kasih, Hidup Dengan Cinta Kasih, Mati Dengan Cinta Kasih)

Memasuki Jantung Teratai

Ivan Taniputera
9 Juli 2011

Beberapa waktu yang lalu tokoh spiritual India, Shri Satya Sai Baba, berpulang untuk selama-lamanya. Beliau merupakan tokoh spiritual yang diagung-agungkan oleh jutaan pengikutnya. Meskipun demikian, saya bukanlah pengikut Beliau. Tetapi ada satu kata-kata mutiara Beliau yang mengesankan saya: Born with love, live with love, and die with love (Lahir dengan cinta kasih, hidup dengan cinta kasih, dan mati dengan cinta kasih). Ini merupakan ajaran yang singkat, padat, dan mendalam. Kendati kerap dihujat oleh sebagian orang, yang membuat saya kagum adalah kesungguhan Beliau dalam menjalankan ajaran tersebut. Beliau banyak membangun fasilitas air bersih bagi desa-desa miskin, membangun sekolah, dan rumah sakit.

Dalam Sutra Teratai (Saddharmapundarika Sutra) yang dibabarkan oleh Sang Buddha di Gunung Gridhrakuta, Bhagava menyebutkan "Semua makhluk adalah putera-puteriKu. Aku harus membebaskan semua dari penderitaan." Makna ajaran ini sungguh mendalam dan luas. Sebagai contoh, dahulu masyarakat kita pernah diributkan oleh susu beracun. Saya terlintas dalam pikiran, bila kita menganggap semua makhluk sebagai putera-puteri kita, apakah kita akan memberikan mereka susu beracun? Banyak orang memproduksi sesuatu hanya demi memperkaya dirinya saja. Tidak sedikit orang menjual es atau minuman dengan mencampur pewarna yang sesungguhnya tidak layak dikonsumsi manusia. Jika mereka memandang orang lain lain sebagai putera-puteri mereka, apakah mereka akan melakukan hal itu?

Di Tibet, banyak orang mendaraskan mantra Om Mani Padme Hum, tetapi apakah mereka tahu artinya. Secara teoritis "Om Mani Padme Hum" adalah mantra bagi Avalokitesvara, Bodhisattva Belas Kasih. Di China, Beliau dikenal sebagai Guanyin. Di Jepang, Beliau dikenal sebagai Kwannon. Di Tibet, Beliau dikenal sebagai Chenrenzig. Di Vietnam Beliau dikenal sebagai Quanam. Beliau dikenal dengan banyak nama, namun sesungguhnya Beliau adalah manifestasi belas kasih semesta nan tak terintangi dan nan tak terbatas. Apakah belas kasih semacam ini? Belas kasih ini jelas bukanlah belas kasih kita yang masih awam. Ini adalah belas kasih pamungkas. Disebut tak terintangi karena: (1) melampaui ruang dan waktu dan (2) bebas dari pencemaran berupa sikap membeda-bedakan serta keakuan. Belas kasih Avalokitesvara tidaklah dibatasi oleh ruang dan waktu. Belas kasih Beliau bebas sikap membeda-bedakan. Biasanya orang yang baik dengan kita, maka kita menyayangi dan menyukai mereka. Orang yang jahat dengan kita, akan kita benci. Namun karena bebas keakuan dan sikap membeda-bedakan, belas kasih Avalokitesvara benar-benar murni. Baik atau jahat sama saja bagi Beliau. Avalokitesvara bukanlah suatu pribadi melainkan manifestasi atau simbolisasi belas kasih semesta nan agung itu sendiri. Barangsiapa mencari Avalokitesvara di dalam suatu diri dia akan tersesat. Karena Avalokitesvara bukanlah suatu "diri."

Om Mani Padme Hum secara harafiah berarti "Terpujilah Permata di Jantung Teratai." Artinya adalah pujian bagi hakikat sejati segenap insan  itu sendiri. Anda memasuki jantung teratai berarti Anda memasuki gaung sejati semesta, yakni keshunyataan itu sendiri. Anda memasuki Vajra nan tak terhancurkan. Gema misteri segenap bunyi dan kata-kata. Ia ada dalam gemerisik dedaunan. Ia ada dalam suara deburan air. Ia ada hembusan dan hirupan nafas Anda. Ia ada setiap sel tubuh Anda. Ia ada dalam sinar mentari fajar. Ia ada dalam sinar mentari tengah hari, dan Ia juga ada adalah sinar menteri terbenam. Ia ada dalam kegelapan malam. Ia ada dalam bintang-bintang. Ia ada dalam rembulan. Ia ada dalam dirimu!

Gema misteri sejati segenap bunyi dan kata-kata itulah hakikat mantra. Itulah intisari Vajrayana. Kata-kata semesta yang bergaung dalam tiap sel tubuh Anda. Bunyi semesta yang berbelas kasih pada mereka yang dilanda penderitaan.

Segenap spiritualitas dan obyek pemujaan sejati umat manusia hendaknya sanggup mengikis kebencian dan membangkitkan belas dan cinta kasih, bukan sebaliknya. Itulah Dharma, lain itu bukan!

Semoga sejahtera adanya!

BAHAN BACAAN

Sutra Teratai (Saddharmapundarika Sutra)
Sang Hyang Kamahayanikan
Sutra Mahavairocana
Mahayanottaratantra Shastra
Mahayana Sradotpada Shastra (Risalah Tentang Kebangkitan Mahayana).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar